BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia
dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan sangat menentukan bagi
perkembangan anak dikemudian hari. Anak belajar melalui bermain tetapi tidak
sekedar bermain, namun anak diarahkan sesuai perkembangannya. Bermain merupakan
bentuk interaksi anak dengan lingkungannya, yang bersifat alami dan
menyenangkan. Bagi anak-anak bermain mempunyai peran yang sangat penting.
Dengan melakukan permainan anak, anak terlatih secara fisik. Demikian juga
kemampuan motorik kasar anak-anak berkembang. Banyak jenis permainan yang dapat
dilakukan oleh anak. Kegiatan bermain dapat dilakukan di dalam ruangan ( Indoor
Learning ) maupun diluar ruangan ( Outdoor Learning ).
Pembelajaran outdoor
merupakan metode pembelajaran yang menentukan kemampuan anak baik secara
individual maupun kelompok dengan menempatkan anak diluar ruangan kelas, maupun
pembelajaran indoor merupakan metode pembelajaran yang menentukan kemampuan
anak baik secara individual maupun kelompok dengan menenpatkan anak didalam
ruangan kelas.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana pembelajaran di dalam kelas atau indoor learning?
2. Bagaimana pembelajaran di luar kelas atau outdoor learning?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membantu kita dalam
memahami:
1. Untuk mengetahui
pembelajaran di dalam kelas (indoor learning).
2. Untuk mengetahuai
pembelajran di luar kelas (outdoor learning)
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Proses Pembelajaran di dalam kelas ( Indoor Learning )
Pembelajaran berasal
dari kata belajar, yaitu suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoeh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengukuhkan kepribadian. Melalui pembelajaran ini harapannya ilmu akan
bertambah, keterampilan meningkat, dan dapat membentuk akhlak mulia.
Pendapat lain
menyebutkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya
membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor
lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta
berbagai strategi pembelajaran baik penyampaian, pengelolaan, maupun
pengorganisasian pembelajaran. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pembelajaran ialah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Adapun anak usia dini
dapat diartikan sebagai anak yang berada pada masa usia 0-6 atau 0-8 tahun.
Jadi pembelajaran anak usia dini ialah proses pembelajaran yang ditujukan untuk
anak usia 0-6 atau 0-8 tahun. Pembelajaran ini dimaksudkan supaya anak usia
dini dapat memperolehilmu pengetahuan dan dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya dengan optimal. dengan pemebelajaran pula, diharapkan dapat terjadi
perubahan perilaku peserta didik anak usia dini menjadi lebih baik.
Sebelum melakukan
proses pembelajaran seorang pendidik diwajibkan membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Tanpa adanya rencana pelaksanaan pembelajaran akan berjalan
tidak terarah dan akan meluas ke mana-mana sehingga sulit untuk dipahami
peserta didik dan akhirnya tujuan pembelajaran pun tidak dapat tercapai dengan
baik. Dalam menyusun RPP perlu diperhatian prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Kompetensi yang
dirumuskan dalam RPP harus jelas, semakin konkret kompetensi semakin mudah
diamati, dan semakin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk
membentuk kompetensi tersebut.
2. RPP harus sederhana dan
fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan
pembentukan kompetensi peserta didik.
3. Kegiatan yang disusun
dan dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar
yang akan diwujudkan.
4. RPP yang dikembangkan
harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
5. Harus ada koordinasi
antar komponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran
dilaksanakan secara tim (team teaching) atau dilaksanakan di luar kelas, agar
tidak mengganggu jam-jam pelajaran yang lain.
Selain itu dalam
penyusunan RPP harus mengacu pada kurikulum yang ada, seperti standar
kompetensi dan kompotensi dasar.sebagi rujukan dalam pembuatan RPP, ada empat
hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), hal ini digunakan sebagai rujukan dalam merumuskan tujuan
pembelajaran serta evaluasi hasil belajar dan pembelajaran yang dicapai siswa.
2. Standar isi hal ini
digunakan sebagai rujukan dalam merumuskan ruang lingkup serta kedalaman materi
yang akan dibahas dalam kegiatan belajar dan embelajran yang sedang dirancang.
3. Standar sarana, hal ini
digunakan untuk merumuskan teknologi pendidikan yang digunakan dalam belajar
dan pembelajaran termasuk peralatan media dan peralatan praktik.
4. Standar proses, hala
ini dijadikan rujukan dalam merancang model dan dan metode yang melibatkan
siswa dalam kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa dalam pembelajaran.
Selain melakukan
perencanan pembelajaran, seorang pendidik harus menyiapakan kelas untuk
kegiatan pembelajaran dengan baik. Berikut model-model pembentukan kelas:
1. Bentuk U
Kelebihan bentuk ini
setiap siswa dapat memperhatikan dan menyimak materi pembelajaran yang dibwakan
atau disampaikan oleh guru, seperti memutar film atau mendengarkan penjelasan
guru.
2. Bentuk Kelompok
Bentuk ini sangat baik
bila diterapkan untuk pembelajaran yang sifatnya diskusi atau menyelesaikan
masalah dengan cara pembagian kelompok. Kelebihan bentuk ini adalah peserta
didik dalam satu kelompok dapat saling berinteraksi lebih dekat dan dapat
memupuk rasa kerja sama.
3. Bentuk Melingkar
Bentuk ini memberikan
kedekatan antara siswa yang satu dengan yang lain. Bentuk kelas melingkar
sangat cocok digunakan dalam pembelajaran bercerita dan bernyanyi.
4. Bentuk Konferensi
Bentuk konferensi
merupakan pembentukan kelas seperti bentuk melingkar, akan tetapi bentuk ini di
tengah-tengahnya terdapat meja yang digunakan untuk menulis. Selain itu,
melingkarnya juga tidak sempurna karena harus menyesuaikan dengan bentuk meja
belajar.
5.
Bentuk Klasikal
Bentuk klasikal adalah
pembentukan kelas secara tradisional yang bisa diterapkan di sekolah-sekolah
pada umumnya. Bentuk kelas seperti ini bisa digunakan untuk jumlah siswa yang
sangat banyak sehingga perlu membutuhkan ruang yang cukup luas dan ditata
sedemikian rupa. Meskipun untuk pembelajaran kurang begitu efektif untuk
mengaktifkan peserta didik.
6. Bentuk Acak
Bentuk acak ialah pembentukan
kelas dengan cara tidak teratur. Artinya, peserta didik dapat memilih dan
menentukan duduknya masing-masing. Pembentukan kelas ini biasanya digunakan
pada siswa yang melakukan pembelajaran melalui bermain. Di mana anak melakukan
permainannya di situlah tempat ia melangsungkan pembelajaran, seperti di taman,
di halaman maupun ruang sekolah
Setelah selesai
mempersiapkan dan membuat perencanaan pembelajaran, yang selanjutnya ialah
melaksanakan perencanaan tersebut dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran pendidikan anak usia dini dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) mliputi tiga hal utama yaitu:
1. Pembukaan
-Pendidik menyampaikan
salam
-Mengenalkan diri jika
merupakan pertemuan awal guru mengajar
-Membacakan absensi
-Menjelaskan judul atau
topik matreri yang akan diajarkan
-Menjelaskan tujuan
pembelajaran umum maupun khusus
-Menyampaikan deskripsi sajian yang berisi ruang lingkup meteri dan
kegiatan belajar dan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
2. Inti (pembentukan kompetensi)
Kegiatan inti merupakan
proses pembentukan atau pencapaian kompetensi dalam pembelajaran. Dalam rangka
pembentukan kompetensi tersebut ada tiga kegiatan yang harus dilakukan oleh
seorang pendidik yaitu :
a. Eksplorasi
(penjelajahan), dalam kegiatan ini seorang pendidik harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
o
Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas sesuai dengan tema
yang akan dipelajari
o
Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media dan sumber belajar
o
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
o
Melibatkan peserta didik secara aktif
o
Memfasiliasi peserta didik dalam melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
b. Elaborasi (pengerjaan dengan teliti)
o
Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
o
Memfasilitasi peseta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan sebagainya
o
Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut.
o
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok dan lain-lain.
c. Konfirmasi (penguatan/penjelasan)
o
Memberikan umpan balik positif
o
Memberikan informasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
o
Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
o
Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
o
Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik
o
Membantu menyelesaikan masalah
o
Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3. Penutup
Penutup merupakan
kegiatan terakhir dalam proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini guru dapat
mengakhiri pertemuan pembelajaran dengan memberikan suatu kesimpulan terkait
materi kompetensi yang disampaikan.kemusian barulah diakhiri dengan doa dan
salam.
Ada beberapa
permasalahan dalam proses pembelajaran di kelas yaitu:
- Peran guru masih
sangat dominan, hal ini dibuktikan dengan kegiatan utama guru di dalam
kelas hanya menyampaikan informasi yang bersifat satu arah sehingga anak
cenderung menjadi pasif.
- Sebagian besar
guru menyandarkan pemilihan bahan ajarnya pada buku teks yang telah baku,
sehingga peserta didik kurang mendapat perspektif yang realistic dan
berdayaguna bagi pemecahan masalah dalam kehidupan sehari hari.
- Adanya pengaturan
tempat duduk dan penugasan yang cenderung mengisolasi satu anak dengan
anak lainnya, sehingga mempersulit komunikasi dan pertukaran pikiran antar
peserta didik.
- Pertanyaan yang dilontarkan
lebih banyak bersifat konvergen daripada divergen, sehingga melumpuhkan
kreativitas anak yang tentu juga mempengaruhi kemadirian anak, sebab anak
yang kreatif cenderung mandiri.
2.
Pembelajaraan Diluar Kelas ( Outdoor Learning )
Proses pembelajaran
luar kelas adalah proses pembelajaran yang dapat membangun makna (Input),
kemudian prosesnya melalui struktur kognitif sehingga berkesan lama dalam
ingatan atau memori (terjadi rekontruksi). Pendidikan luar kelas diartikan
sebagai pendidikan yang berlangsung diluar kelas yang melibatkan pengalaman
yang membutuhkan partisipasi siswa untuk mengikuti tantangan petualangan yang
menjadi dasar dari aktivitas luar kelas. Jadi Outdoor learning adalah suatu
kegiatan di luar kelas yang menjadikan pembelajaran di luar kelas menarik dan
menyenangkan, serta lebih menyatu dengan alam.
Strategi Belajar Outdoor
1. Pengelolaan Lingkungan Belajar Door Di Lembaga PAUD
Pada saat ini
pendekatan model sentra menjadi tren dalam menyelenggarakan PAUD, berikut akan
dibahas alasan penggunaan sentra dalam PAUD, yang meliputi :
1. Nilai bermain
Seperti telah kita
ketahui bahwa semboyan kegiatan pengembangan pada anak usia dini adalah
”bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain”. Bermain adalah pekerjaan
anak-anak dan anak-anak selalu ingin bermain. Dalam bermain anak-anak
mengembangkan sesuatu yang berbeda dan membedakan pendekatan yang terbaik.
Dalam bermain anak-anak menggunakan bahasa untuk melancarkan kegiatan,
menjelajah dan menyaring bahasa mereka ketika mereka bicara dan mendengarkan
anak-anak lainnya.
2. Pusat Minat atau Pusat kegiatan
(Sentra)
Salah satu pendekatan
yang membantu kreativitas dalam penggunaan peralatan adalah dengan menyediakan
salah satu bagian dari kegiatan, minat dan lingkungan dengan mengidentifikasi
kegiatan dan peralatan untuk setiap kelompok anak di kelas. Dalam ruang kelas
untuk anak usia dini, lingkungan didesain untuk pengembangan total secara
alamiah bagi anak-anak. Kegiatan kelas menyediakan kesempatan
pada anak-anak untuk
berpartisipasi secara individual dalam tim dan kelompok kecil.
3. Sentra
adalah pembelajaran terpadu
Sentra adalah
pembelajaran terpadu yang terbaik. Dalam satu kegiatan belajar, anak-anak dapat
mengembangkan aspek bahasa, kognitif fisik motorik, sosial emosionalnya dalam
satu kesempatan. Penataan ruangan di lembaga PAUD yang dibahas dalam kegiatan
belajar ini, ditujukan untuk pendidik (guru dan pengasuh) yang menginginkan
kelasnya menjadi tempat yang menarik atau memadai sebagai tempat bermain dan
belajar. Selain itu, dengan membaca kegiatan belajar ini, diharapkan para
pendidik untuk lembaga PAUD tertarik mencoba menyusun ruangan sentra yang
sesuai dengan kebutuhan, minat dan kondisi lingkungan di lembaga PAUD di
manapun berada dan memberi kesempatan kepada pendidik untuk menata dan
mendesain ruangan kelasnya dengan cara yang kreatif sehingga proses
pengembangan kemampuan anak dapat lebih optimal.Ada dua alasan penting bermain
outdoor diperuntukkan untuk anak-anak usia dini. Pertama, banyak kemampuan anak
yang harus dikembangkan dan didapatkan oleh anak. Kedua, kebiasaan orang tua
yang menjauhkan area bermain dari anak-anak karena berbagai faktor dan lebih
memilih memberikan anak-anak tontonan atau bermain komputer selain itu faktor
lingkungan yang tidak aman membuat orang tua menjauhkan anak mereka untuk
bermain di luar. Bermain outdoor membuat anak dapat menikmati kesenangan dan
sangat membantu pertumbuhan dan perkembangannya. Berbagai macam area yang ada
di lingkungan bermain outdoor yang dikelilingi alam yang natural sehingga
anak-anak dapat mengobservasi bendabenda yang ada di sekitarnya. Hal yang
paling penting dari penataan lingkungan outdoor adalah anak mendapatkan
pengalaman yang unik. Misalnya science yang datang dengan sendirinya secara
natural, yaitu bereksplorasi dan mengobservasi dengan tangannya sendiri. Anak
dapat melihat tentang perubahan warna, memegang kulit kayu sebatang pohon,
mendengar suara jangkrik atau mencium udara setelah hujan turun, anak-anak
menggunakan semua perasaan mereka untuk belajar tentang dunianya. Memperhatikan
pentingnya tata lingkungan outdoor untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
anak maka anda harus memberikan perhatian serius dalam merancang dan
menggunakan tempat bermain outdoor.
Strategi Belajar Out
Door Bagi Anak Paud
Prinsip penataan area
bermain outdoor pada anak usia dini adalah :
1. Memenuhi aturan keamanan
2. Harus sesuai dengan karakteristik alamiah
anak
3. Harus didasarkan pada kebutuhan anak dan
4. Secara estetis harus menyenangkan
Spesifikasi alat
permainan untuk arena bermain outdoor harus cukup fleksibel untuk memenuhi
kebutuhan dan prasyarat minimal serta memasukkan faktor lokasi, ukuran pagar,
tanah lapang, permukaan dan naungan. Dalam merancang tempat bermain outdoor
cara yang baik untuk memulai adalah mempertimbangkan beberapa variasi
pengalaman yang akan anda berikan kepada anak didik. Beberapa pertimbangan yang
dapat menjadi masukan ke dalam area aktivitas anak adalah variasi alat-alat
permainan, aktivitas menggali dan menimbun, membersihkan permainan yang
membutuhkan keheningan, bermain dengan binatang, berkebun, menjadi tukang kayu.
Kunci sukses dalam
menggunakan area outdoor adalah amar, jauh dari kebisingan lalu lintas. Anak
dapat dengan leluasa mengekspresikan idenya dengan aktivitas yang dilakukannya.
Salah satu faktor keselamatan dan keamanan adalah penyesuaian perlengkapan dan
peralatan berkenaan dengan ukuran fisik anak. Kecelakaan sering terjadi apabila
perlengkapan dan peralatan tidak cocok dengan kemampuan dan ukuran fisik anak.
Alasan mengapa anak-anak merasa tidak nyaman terhadap perlengkapan di area
bermain adalah :
1. Kecenderungan berfokus hanya pada satu aspek
situasi;
2. Kesulitan menilai ukuran;
3. Anak kurang perhatian terhadap apa yang
terjadi di sekitarnya.
Untuk mencapai tujuan
dari area bermain outdoor, pada kegiatan program dapat menambahkan atau
menyertakan staf pengajar dan peneliti untuk mendukung hal tersebut dengan
melakukan penelitian di area tersebut. Pelaksanaan outdoor antara lain: (a)
menggunakan model pembelajaran contextual teaching learning, (b) pendekatan
kelas dengan menggunakan aturan serta tata tertib, (c) pengelolaan prilaku
untuk anak yang tidak disiplin di Strategi Belajar Outdoor dilakukan dengan
memberikan teguran, peringatan, serta ancaman, (d) guru memberikan kebebasan
kepada anak saat bermain di area Alat Permainan Edukatif, tetapi guru juga
bertindak mengawasi serta mengarahkan anak ketika terjadi penyimpangan prilaku
anak.
2.
Penanaman Pendidikan Karakter
Penanaman pendidikan
karakter melalui outdoor antara lain: (a) guru memberikan arahan dan bimbingan
kepada anak secara kondisional, (b) guru menanamkan pendidikan karakter kepada
anakanak dengan melakukan kegiatan pembiasaan yang disesuaikan dengan budaya
sekolah, (c) guru menerapkan model keteladanan kepada anak; (5) evaluasi
Strategi Belajar Outdoor yaitu: (a) untuk anak-anak, evaluasi dilakukan melalui
laporan buku kegiatan pagi, (b) adanya evaluasi berupa tes diakhir semester,
(c) evaluasi perkembangan prilaku anakanak melalui buku rapor yang isinya
sesuai dengan prilaku anak-anak sehari-harinya di Strategi Belajar Outdoor, dan
(d) untuk guru, evaluasi dilakukan oleh kepala TK dengan mengadakan kunjungan
ke setiap pos Strategi Belajar Outdoor.
3.
Problem yang terjadi
Masalah-masalah dan pemecahan masalah pada
Strategi Belajar Outdoor diantaranya adalah: (a) anak yang bersikap seenaknya
diatasi dengan melakukan kegiatan pembiasaan secara rutin untuk anak-anak, (b)
anak yang mogok sekolah diatasi dengan melakukan pendekatan personal dan orang
tua, dan (c) cuaca yang kurang mendukung, cara mengatasinya adalah dengan
memindahkan kegiatan di area yang nyaman serta aman untuk melakukan aktivitas
outdoor.
Manfaat Strategi Belajar outdoor
Strategi
outdoor dalam implementasinya memiliki pengaruh dominan terhadap
perkembangan sosial emosional anak anak, perkembangan kognitif, serta
perkembangan fisiknya. Berikut deskripsi
dari tiga perkembangan tersebut.
1. Strategi Belajar Outdoor Terhadap Sosial Emosional
Dalam prakteknya Outdoor
memberikan sumbangan pada kecerdasan emosional, sehingga anak –anak sejak dini
telah dibekali dengan rasa kasih sayang, cinta, dan rasa iba. Dengan cinta
anak-anak akan mengenali pikiran, perasaan dan sikap orang lain (empathy);
dengan cinta anak-anak memiliki rasa iba
(compassion); cinta membuat anak-anak ramah dan penuh kasih sayang (kidness),
cinta mengajari anak-anak murah hati
(generosity); Cinta mengondisi diri anak-anak untuk mudah membantu orang lain
(service), cinta akan membuat anak-anak
menjadi seorang pemaaf (forgiveness). Untuk mewujudkan hal tersebut maka
dalam merancang (implementasi) kegiatan outdoor, diarahkan kepada tujuan antara
lain:
a. Mendemonstrasikan
kemampuan sosial dengan membantu merawat taman, berpartisipasi dalam permainan
bersama teman sebaya,
b. Berunding dan kompromi
serta kooperatif dengan sesama teman dalam menggunakan peralatan yang ada di
arena bermain, berbagai alat , seni bermain kelompok.
c. Mengekspresikan
kreativitas, dengan membuat berbagai benda, seni, mengembangkan permainan baru.
d. Mempertinggi rasa percaya diri (guna mengasah
motorik halus dan motorik kasar)
e. Menambahkan
kemandirian, seperti mendaki, turun dengan menggunakan tali sendiri dan
lainnya.
f. Menunjukkan prestasi yang
dibanggakan, seperti memperkuatkan kekuatan fisik, membawa hewan peliharaan dan
lain sebagainya.
2. Strategi Belajar Outdoor Terhadap Perkembangan Kognitif
Meminjam buah pikir
Piaget (1972: 49-91) “Perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat
kumulatif. Artinya, perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan
selanjutnya. Dengan demikian, apabila terjadi hambatan pada perkembangan
terdahulu maka perkembangan selanjutnya akan memperoleh hambatan. Berpangkal
dari pikiran ini maka sangatlah diharapkan jika pada usia dini, memberikan
stimulasi pada anak, agar fase-fase perkembangan berjalan secara sekuensial.
Kegiatan outdoor sangat membantu aktivitas ini, karena dalam implementasinya,
anak dapat menangkap secara utuh berbagai pengalaman kognisi, secara alami,
tanpa mengalami tekanan, karena dibungkus dalam permainan. Untuk mewujudkan hal
tersebut maka dalam merancang (implementasi) kegiatan outdoor terkait dengan
perkembangan kognisi, diarahkan kepada tujuan antara lain:
a. Membuat suatu keputusan
yang diambilnya sendiri.
b. Merencanakan dan
memiliki banyak ide dalam segala bentuk permainan yang di berikan.
c. Memecahkan masalah dari
setiap permainan yang diberikan oleh guru pembimbingnya, seperti membuat
terowongan di bukit pasir dan dapat
melakukan perpindahan permainan dari satu permainan ke permainan yang lain.
d. Menggali pengalaman
melalui berbagai peran dan kegiatan bermain.
e. Dapat bekerjasama dengan teman-teman
sepermainannya.
f. Mengembangkan pemahaman
konsep awal dalam bidang matematikag.
Memperkaya kosakata dalam
berdialog.
3. Strategi Belajar Outdoor
Terhadap Perkembangan Fisik
Mengabaikan pentingnya perkembangan fisik akan
memiliki dampak panjang, perkembangan fisik yang tidak semestinya, akan
berpengaruh pula pada perkembangan kognisi maupun emosi sosial. Saat usia dini
anak sangat diharapkan memiliki perkembangan fisik yang bagus, dengan modal
itulah maka akan mendorong bangkitnya kognisi anak, bahkan akan bermuara pada
kecerdasan anak. Strategi Belajar Outdoor memberikan ruang gerak yang amat
bebas, dan secara bersamaan dapat meningkat perkembangan anak secara total dan
optimal.
Untuk mewujudkan hal
tersebut maka dalam merancang (implementasi) kegiatan outdoor terkait dengan
perkembangan fisik anak, diarahkan kepada tujuan antara lain:
a. Mengembangkan motorik
kasar dalam setiap kegiatan permainan sehari-hari. Seperti mendaki,
bergelayutan, melompat, loncat tali dan berlari-lari
b. Mengembangkan motorik
halus seperti bermainan dengan air dan pasir, menggambar, melukis, mengumpulkan
benda-benda kecil.
c. Menambah koordinasi gerakan dengan mata dan tangan.
d. d.Mengatur keseimbangan
badan dalam melakukan kegiatan dalam permainan. Menambah kesadaran akan ruang dan tempat
tempat bermain.
e. Menunjukkan ketekunan
dan ketahanan dalam melakukan kegiatan bermain dari sarana yang digunakan.
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Pembelajaran adalah
suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan
memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik
bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran baik penyampaian,
pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran. Sebelum melakukan proses
pembelajaran seorang pendidik diwajibkan membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Model-model pembentukan kelas yaitu, bentuk U, bentuk
kelompok, bentuk melingkar, bentuk konferensi, bentuk klasikal, dan bentuk
acak. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) meliputi tiga hal utama yaitu pembukaan,
inti (pembentukan kompetensi), dan penutup. Selain itu juga Strategi Outdoor
bermanfaat bagi:
1. Manfaat fisik: dengan
bergerak bertujuan (bukan sekedar bergerak), anak akan belajar koordinasi
motorik kasar, yang merupakan dasar dari segala keseimbangan tubuh dan pikiran
kelak. Anak juga belajar kelincahan, yang nantinya di
generalisasi untuk kelincahan berpikir. Banyak bergerak juga membuat anak lebih
sehat, jadi modal dasar buat segala pertumbuhan perkembangan yang lain.
2. Manfaat kognitif: dengan bermain di luar ruang,
anak akan lebih luas wawasannya, mulai dari wawasan lingkungan, sampai wawasan
segala strategi permainan yang dimainkan. Luasnya wawasan bisa meningkatkan
keluasan minat, juga bisa meningkatkan kreativitas untuk memecahkan berbagai
masalah. Koordinasi motorik kasar yang baik meningkatkan kemampuan anak dalam
berkonsentrasi, dan ini berkaitan dengan kemampuan mengingat anak.
3. Manfaat bahasa: anak mendapatkan berbagai
kosakata tentang kehidupan di luar ruang. Ketika berinteraksi dengan
teman-teman, ia juga belajar tentang cara berkomunikasi dengan teman-teman
bermain.
4. Manfaat emosi: anak belajar mengalami ragam
emosi (senang, girang, sedih, marah, malu, merasa bersalah, dll) dalam konteks
bermain, dan belajar mengatasinya. Bermain di luar ruang dan banyak bergerak
juga melepaskan tekanan emosi anak sehingga emosi negatif (marah, sedih, kesal,
dll) cenderung berkurang, stres pun ikut berkurang.
5. Manfaat sosial: terutama didapat ketika anak
bermain dengan anak lain. Mereka belajar bekerja sama dalam 1 tim, belajar
saling memengaruhi, saling menjatuhkan, saling menolong, dan berbagai
keterampilan sosial lainnya. Teman-teman yang didapat juga bisa jadi teman masa
kecil yang dikenang, atau jadi teman seumur
DAFTAR PUSTAKA
Slot machine casino site - Choegocasino
BalasHapusChoegocasino offers slot 카지노사이트 machines and games for all types of machines. Read our Casino หาเงินออนไลน์ Site review 1xbet for more details. Rating: 5 · 2 votes