BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Disadari atau
tidak, harta bawaan yang diberikan Allah SWT semenjak diri kita bernafas untuk pertama kali adalah
insting alias naluri. Berbekal harta bawaan inilah kita berjalan mengarungi
indah dan kejamnya samudera luas yang dinamakan kehidupan. Sebagai pemberian
Allah SWT, insting selalu bersifat suci dalam arti tidak mau di kotori.
Kalau kita mau
menengok kedalam dan berusaha mengenali insting, maka maka kita faham bahwa
insting dari mausia adalah bela diri. Kalau kita bicara bela diri maka asumsi
kita adalah suatu bentuk kasar berupa gerakan- gerakan bela diri seperti silat,
karate atau sejenis bentuk bela diri yang besifat maskulin. Tidak terlalu
salah, jika gambaran semacam itu menguasai pikiran, karena kita mungkin hanya
menerima informasi yang sangat minimal bahwa insting manusia adalah beladiri.
Pada hakikatnya
insting manusia akan muncul karena perasaan takut. Tidak ada satu manusia di
dunia ini yang tidak punya rasa takut, meskipun seseorang marah jika dibilang
takut atau dibilang pengecut. Insting yang duduk pada rasa selalu memberikan
perasaan takut. Hal ini sudah menjadi gelar yang nyata bahwa manusia takut
dengan rasa sakit dan rasa lapar. Tidak seorang manusia yang ingin kelaparan,
tidak seorang manusia yang ingin sakit atau disakiti.
Dari usia dini,
orang tua kita memberikan pendidikan yang tujuannya kelak diri kita dapat
membela diri dari serangan kelaparan atau rasa sakit. Sudah berapa banyak biaya
yang dikeluarkan untuk maksud tersebut. Kalau kita paham bahwa insting manusia
adalah bila diri, maka akan mampu menghapus gambaran keras dan kasar bahwa
pengertian bela diri akan menjadi sangat lembut. Dalam hal bergerak, insting
sesuai dengan usia kedewasaan, maka gerak insting akan terbelah dua, yang
membuat kita intovert (tertutup) dan extrovert (terbuka). Kedua kejadian
bukanlah pilihan, satu diantara dua kejadian ini pasti dominan dalam diri kita
yang ditentukan oleh evolusi kedasadaran dan kadar emosional setiap orang dalam
membela diri.
Yang perlu kita pahami
adalah seberapa jauh kita menyadari kadar intovert dan kadar extrovert
menguasai diri kita. Sebagai gambaran kadar intovert kita lebih dominan maka
kita akan menjadi manusia yang penuh misteri.
Dalam diri
manusia sebenarnya ada 4 ruang yakni :
1.
Aku
tahu orang lain tahu
2. Aku tahu orang lain tidak tahu
3. Aku tidak tahu orang lain tahu
4.
Aku
tidak tahu orang lain tidak tahu
Sejalan dengan
waktu, ruang ke-2 “ aku tahu orang lain
tidak tahu” akan menjadi penuh tidak bisa lagi menampung, maka akan melebar
ke ruang pertama “Aku tahu orang lain
tahu”. Kalau rahasia sudah melebar mengisi ruang pertama, maka dengan waktu
yang singkat semua rahasia akan terbongkar. Terbongkarnya rahasia bukan disebabkan
faktor extern, tetapi merupakan dorongan energi insting yang di dalam diri kita
sendiri, menggetarkan orang lain untuk lepas dari berbagai kekotoran perilaku
kita. Maka diluar kewajaran jika rahasia terbuka kemudian memponis orang lain
bersalah. Kita harus memahami insting memiliki energi kuat yan bisa
menggetarkan orang lain, dan insting yang berada dalam diri kita berusaha
menembus sumbatan-sumbatan moral yang ditutup oleh nafsu.
Kalau dikaji
lebih dalam lagi dengan kajian “human
engineering” semua ini berangkat dari insting manusia sebagai harta bawaan
hadiah Allah SWT yang suci, tidak mau
dikotori prilaku diri yang kotor menyimpang dari hukum Allah.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
:
1.
Apa
definisi insting ?
2. Apa ciri-ciri insting ?
3. Ada berapa macam inting ?
4. Apa perbedaan insting dan ilham ?
5.
Apa
perbedaan insting manusia dan insting hewan ?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui definisi insting.
2. Mengetahui ciri-ciri insting.
3. Mengetahui macam-macam insting.
4. Mengetahui perbedaan insting dan ilham.
5. Mengetahui perbedaan insting manusia dan
insting hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Insting
Insting adalah
kemampuan berbuat sesuatu yang dibawa sejak lahir yang dituju pada pemuasan
dorongan-dorongan nafsu dan dorongan lain. Insting bisa disebu juga naluri atau
garizah. Insting juga dapat diartikan sebagai pola tingkah laku yang bersifat
turun temurun yang dibawa sejak lahir tanpa pengalaman sebelumnya atau tanpa
tujuan yang mendasar seperti pada hewan misalnya terdapat insting pembuatan
tempat tinggal yang khas, mendapat dan menyimpan serta mencernakan makanannya
yang mungkin bisa dimanfaatkan pada musim hujan.
Bersama-sama
dengan dorongan-dorongan, insting menjadi faktor penggerak bagi segala tingkah
laku dan aktifitas manusia dan menjadi tenaga dinamis yang tertanam sangat
dalam pada peribadi manusia.
Biasanya orang
suka salah pengertian dan asal sebut saja kata-kata feeling, insting ataupun
intuisi. Padahal semua itu berbeda. Ketiga kalimat itu hampir sama
pemahamannya. Tapi kalau dilihat dari pngertiannya jelas berbeda. Istilah
insting, feeling dan intuisi berasal dari Bahasa Inggris. Penjelasan secara
singkat insting berkaitan dengan sinyal pada tubuh manusia, konon orang yan
berlatih bela diri instingnya lebih tajam. Feeling adalah perasaan misalnya
sedih, marah, gembira, takut, cemas, dan lainnya. Sedang instuisi adalah bukan
sebuah sinyal, karena bentuknya mengalir ke arah kreatifitas menggunakan otak
kanan seperti banyak dipakai oleh para seniman.
Dalam islam
insting lebih ke arah qalbu, kalau qolbu kita tertutup, maka kita tidak bisa
memahami apa yang terkandung dalam ayat-ayat Al- Qur’an. Manusia diciptakan
mempunyai telinga untuk mendengar, mata untuk melihat dan qolbu untuk memahami
ayat-ayat Al Qur’an. Kebersihan qolbu sangat penting agar feeling, insting dan instuisi mengarah ke
arah yang benar.
B.
Ciri-ciri insting
Ciri-ciri
insting adalah sebagai berikut :
a.
Lebih
majemuk dan refleks, gerak-gerak instinktif lebih kompleks daru pada
gerak-gerak refleks yang serba terikat dengan jenis rangsangan.
b. Insting merupakan kemampuan untuk
bergerak kepada suatu tujuan dengan tidak memerlukan latihan.
c. Gerak instinktif merupakan gerak bawaan,
kemampuan alami yang dibawa sejak lahir, bukan kecakapan yang diperoleh dari
pengalaman dan latihan.
d. Gerak instinktif bergerak secara mekanis
tanpa mempergunakan kesadaran dan pertimbangan.
e. Insting dapat dilatih atau diubah
disesuaikan dengan keadaan-keadaan baru.
f. Gerak instingtif berakar pada dorongan
nafsu dan dorongan-dorongan lain untuk mendapatkan kepuasan.
g.
Gerak
instingtif pada hewan sejak lahir tidak berubah sedangkan insting pada manusia
berubah.
C.
Macam-macam insting
Insting
merupakan dorongan alami untuk berbuat tertentu demitercapainya tujuan. Jadi,
ada rangkaian antara dorongan insting dan kebutuhan yang menjadi tujuannya.
Pada garis besarnya dorngan instinng dapat digolongkan menjadi :
1.
Dorongan
insting mempertahankan diri, meliputi :
·
Insting
makan
·
Insting
bernafas
·
Insting
bermain
·
Insting
melindungi diri
·
Insting
istirahat
2. Doronngan insting mempertahankan jenis,
meliputi :
·
Insting
seksual
·
Insting
membela diri
·
Insting
minta tolong
·
Insting
sosial
·
Insting
melindungi
·
Insting
memelihara
3. Dorongan insting mengembangkan diri,
meliputi :
·
Insting
belajar
·
Insting
menyelidiki
·
Insting
ingin tahu
D.
Perbedaan Insting dan Ilham
Dalam masalah
ilham, jika bisikan ini bersumber, timbul dan di terima oleh pikiran maka
kemungkinan besar bisikan ini berasal dari gambaran pikiran itu sendiri atau
dari gambaran pikira lainnya seperti ruh dan setan gentayangan.
Walaupun dalam
pembinaan tahap spiritual tertentu, tidak kemungkinan alamiah Kesadaran Sejati yang dapat menangkap
sesuatu seperti ilham atau bisikan dari alamiah alam Mahluk Suci. Pencapaian
ini hanya bisa dicapai bila Kesadaran Sejati telah mencapai tingkat kejernihan
yang lebih tinggi, sehingga Kesadaran Sejati dapat mencapai Alamiah Kesadaran
Mahluk Suci. Hanya dengan tingkat Kejernihan Kesadaran Sejati, maka Kesadaran
Sejati baru dapat menangkap alamiah Ilham dari Alam Mahluk Suci. Itu terjadi
karena tingkat Mahluk Suci hanya bisa dicapai dengan Kesadaran Sejati yang
jernih. Mahluk Suci itu adalah mahluk yan memiliki gambaran kemelekatan pikiran.
Maka dari itu, hanya dengan Kesadaran
Timbulnya itu
semua karena ada kemelekatan gambaran
mereka sendiri, yang tidak memahami kesadaran sejatinya. Sehingga kita mengenal
banyak roh-roh gentayangan dari mereka yang meninggal karena dibunuh dan bunuh
diri. Ketidak wajaran pada proses kematian dan ketidak terimaan mereka akan
kematiannya, akhirnya menjadikan gambaran pikiran yang demikian menjadi roh-roh
gentayangan.
Dengan demikian
saya mengingatkan kembali pada pembina Kesadaran Sejati bahwa jika pikiran masih memperbudak dan jika
kesadaran masih belum terjernihkan selalu, tidak mengherankan bila kita hanya
dapat mendengar bisikan-bisikan roh dan setan yang gentayangan saja. Saya
pastikan bahwa tidak mungkin dapat merasakan, melihat apalagi memahami alamiah
Mahluk Suci Tingkat Tinggi dengan pikiran. Berhati-hatilah dengan mereka yang
mengaku-ngaku memiliki kemampuan spiritual, tetapi mereka masih diperbudak oleh
pikiran sendiri.
Insting dan
kesadaran sangat jauh berbeda. Jika dalam kehidupan binatang, mereka banyak
mengandalkan instingnya. Seperti seekor penyu yang lahir di pantai, setelah
menetas mempunyai insting untuk berenang kelaut. Seekor anak macan yang baru
lahir tidak takut melihat induknya. Alamiah dari kekuatan insting ini yang
membuat mereka demikian, dan pengaruh ini sebenarnya bersumber dari
ikatan-ikatan karma kehidupannya masa lampau. Secara kasarnya, dikatakan bahwa
manusia yang meninggal dengan keterikatan pikiran akan perasaaan takut, rasa
serakah dan hawa nafsu akan memiliki alamiah dilahirkan menjadi binatang yang
memiliki insting-insting yang demikian.
Berbeda dengan
kelahiran manusia, yang memiliki kemampuan lebih dari sekedar insting, alamiah
manusia memiliki akal budi dan kesadaran yang harus dibina dan dikembangkan.
Manusia tidak boleh mengandalkan instingnya saja. Jika kehidupan binatang semakin tua, instingnya semakin kuat
dan tajam, tetapi kehidupan manusia yang memiliki akal budi dan kesadaran,
semakin tua semakin bijaksana.
E.
Perbedaan Insting Manusia dan Hewan
Manusia memiliki
insting, begitu juga hewan. Namun peranan insting pada hewan sangat penting,
karena semata-mata hidup binatang dikuasai oleh dorongan nafsu. Dengan instin,
hewan dapat bergerak kemana dan dimana ada kesempatan. Dengan insting hewan
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan cara yang tetap. Perhatikan
cara binatang mendapatkan makanan, pembuatan sarang atau tempat tinggal,
cara-cara mencapai tujuan yang menjadi kebutuhannya tidak pernah meningkat.
Dengan kata lain, dengan instingnya binatang tidak dapat meningkatkan dan
mempertinggi kecakapannya.
Insting hanya
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak sama sekali instrumen
hewan yang dapat mengarahkan hewan pada perubahan pola hidup berdasarkan ambisi
dan keinginan, sehingga hewan sukar menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan yang akut.
Sedangkan pada
manusia, meskipun punya insting, namun hal itu tidak menjadi pendorong utama
manusia untuk melakukan pergerakan ataupun tindakan. Beda dengan hewan meskipun
manusia mempunyai insting seksualitas, namun hal itu tidak menjadi pendorong
utama manusia untuk segera memenuhi dorongan insting tersebut pada apapun dan
dimanapun.
F.
Teori Insting
Teori ini
dikemukakan oleh Mc. Douhgall sebagai pelopor dari psikologi sosial yang
menerbitkan buku psikologi yang pertama kali, dan mulai saat itu Psikologi
Sosial mulai jadi pembicaraan yang cukup menarik. Mc. Doughall menyatakan bahwa
insting merupakan kecondongan khusus dari pada jiwa yang terbawa sejak lahir
dan pembuatan yang timbul daripada kecondongan tersebut.
Selanjutnya Mc.
Doughall berpendapat bahwa di dalam insting terdapat tiga unsur kekuatan yaitu
:
1.
Coguisi (mengenal)
2. Conasi
(kehendak)
3.
Emosi (merasa)
Selanjutnya Mc. Doughall mengemukakan
tujuan macam-macam insting yang mempunyai dorongan dalam tujuan macam emosi.
No.
|
Insting
|
No.
|
Insting
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Melarikan diri
Menolak
Ingin tahu
Perlawanan
Merendahkan diri
Menonjolkan diri
Orang tua
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Takut
Jiji
Takjub
Kemarahan
Tunduk
Menjaga harga diri
Halus budi
|
Selain insting di atas terdapat pula
insting lain, seperti insting sexual, membangun dan menarik perhatian. Yang
semua itu merupakan tendensi pembawaan yang tidak dapat dirubah tetapi dapt
dikembangkan. Insting merupakan perilaku yang innate. Perilaku yang bawaan dan
insting akan mengalami perubahan karena pengalaman. Pendapat Mc.
Doughall ini mendapat tanggapan dari Allport
yang menerbitkan buku Psikologi Sosial pada tahun 1994, yang berpendapat
bahwa perilaku manusia itu disebabkan karena banyak faktor termasuk orang-orang
yang ada disekitarnya dengan perilakunya.
Menurut Freund dari dalam diri kita
terdapat bermacam-macam insting, yaitu :
1. Insting-insting Hidup
Fungsi insting hidup adalah untuk
melayani maksud individu untuk tetap hidup dan memperpanjang ras. Bentuk-bentuk
utama dari insting-insting hidup ini adalah insting makan, minum dan seksual.
Bentuk energi psikis yang dipakai oleh
insting-insting hidup ini disebut “libido”.
Walaupun Freund mengakui adanya bermacam-macam bentuk insting namun dalam
kenyataannya yang diutamakan adalah insting seksual.
2. Insting-insting Mati
Insting-insting mati ini dapat disebut
juga insting-insting yang merusak yang berfungsi kurang jelas jika dibandingkan
dengan insting hidup dan juga kurang dikenal. Namun, suatu kenyataan yang tidak
dapat dihindari bahwa manusia itu akhirnya akan mati. Inilah yang menyebabkan
Freund merumuskan bahwa “tujuan semua
hidup adalah mati”. Suatu penjelmaan dari insting-insting mati adalah
dorongan agresif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Insting
meupakan kemampuan yang ada sejak lahir, yang sifatnya bisa berubah sesuai
dengan lingkungan dan keadaan. Geraknya lebih kompleks dari pada gerak refleks,
tidak memerlukan adanya latihan, bergerak secara mekanis dan berbeda antara
insting pada manusia dan hewan.
Dorongan-dorongan
insting dalam garis besarnya untuk mempertahankan diri, mempertahankan jenis
dan mengembangkan diri. Pada manusia, insting tidaklah cukup untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya. Sedang pada hewan, peranan insting sangat penting
untuk memenuhi kebutuhannya, sifatnya juga tetap sehingga pada hewan cara-cara
untuk mencapai tujuan misalkan dalam cara perlindungan dengan membuat tempat
timggal tidak pernah meningkat.
B.
Kritik dan
Saran
Insting
pada manusia bukanlah sesuatu yang pokok, karena penunjang kehidupan pada
manusia tidak hanya insting, manusia juga diberi nafsu atau keinginan sebagai
suatu tujuan, akal sebagai filter dari tujuan dan tatacara untuk memenuhi
tujuan tersbut. Yang paling penting manusia hidup berada dalam bimbingan
wahyu-Nya.
Sehingga,
dikatakan manusia adalah mahluk yang sempurna, karena ada bimbingan akal.
Karenanya apabila manusia tidak lagi menjadikan akalnya sebaga filter dalam
memilih yang baik dan buruk menurut aturan atau bimbingan syariat-Nya, maka
kesejajaran manusia seperti itu sama dengan hewan yang asumsi dalam hidupnya
hanya untuk mempertahankan hidup.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku
:
M.Si,
M.Ag., Nurjanah. 2012. Psikologi Umum.
Ciamis: Institut Agama Islam Darussalam (IAID).
Internet :