Kamis, 26 Desember 2013

Makalah Psikologi Insting

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Disadari atau tidak, harta bawaan yang diberikan Allah SWT semenjak  diri kita bernafas untuk pertama kali adalah insting alias naluri. Berbekal harta bawaan inilah kita berjalan mengarungi indah dan kejamnya samudera luas yang dinamakan kehidupan. Sebagai pemberian Allah SWT, insting selalu bersifat suci dalam arti tidak mau di kotori.
Kalau kita mau menengok kedalam dan berusaha mengenali insting, maka maka kita faham bahwa insting dari mausia adalah bela diri. Kalau kita bicara bela diri maka asumsi kita adalah suatu bentuk kasar berupa gerakan- gerakan bela diri seperti silat, karate atau sejenis bentuk bela diri yang besifat maskulin. Tidak terlalu salah, jika gambaran semacam itu menguasai pikiran, karena kita mungkin hanya menerima informasi yang sangat minimal bahwa insting manusia adalah beladiri.
Pada hakikatnya insting manusia akan muncul karena perasaan takut. Tidak ada satu manusia di dunia ini yang tidak punya rasa takut, meskipun seseorang marah jika dibilang takut atau dibilang pengecut. Insting yang duduk pada rasa selalu memberikan perasaan takut. Hal ini sudah menjadi gelar yang nyata bahwa manusia takut dengan rasa sakit dan rasa lapar. Tidak seorang manusia yang ingin kelaparan, tidak seorang manusia yang ingin sakit atau disakiti.
Dari usia dini, orang tua kita memberikan pendidikan yang tujuannya kelak diri kita dapat membela diri dari serangan kelaparan atau rasa sakit. Sudah berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk maksud tersebut. Kalau kita paham bahwa insting manusia adalah bila diri, maka akan mampu menghapus gambaran keras dan kasar bahwa pengertian bela diri akan menjadi sangat lembut. Dalam hal bergerak, insting sesuai dengan usia kedewasaan, maka gerak insting akan terbelah dua, yang membuat kita intovert (tertutup) dan extrovert (terbuka). Kedua kejadian bukanlah pilihan, satu diantara dua kejadian ini pasti dominan dalam diri kita yang ditentukan oleh evolusi kedasadaran dan kadar emosional setiap orang dalam membela diri.
Yang perlu kita pahami adalah seberapa jauh kita menyadari kadar intovert dan kadar extrovert menguasai diri kita. Sebagai gambaran kadar intovert kita lebih dominan maka kita akan menjadi manusia yang penuh misteri.
Dalam diri manusia sebenarnya ada 4 ruang yakni :
1.      Aku tahu orang lain tahu
2.      Aku tahu orang lain tidak tahu
3.      Aku tidak tahu orang lain tahu
4.      Aku tidak tahu orang lain tidak tahu
Sejalan dengan waktu, ruang ke-2 “ aku tahu orang lain tidak tahu” akan menjadi penuh tidak bisa lagi menampung, maka akan melebar ke ruang pertama “Aku tahu orang lain tahu”. Kalau rahasia sudah melebar mengisi ruang pertama, maka dengan waktu yang singkat semua rahasia akan terbongkar. Terbongkarnya rahasia bukan disebabkan faktor extern, tetapi merupakan dorongan energi insting yang di dalam diri kita sendiri, menggetarkan orang lain untuk lepas dari berbagai kekotoran perilaku kita. Maka diluar kewajaran jika rahasia terbuka kemudian memponis orang lain bersalah. Kita harus memahami insting memiliki energi kuat yan bisa menggetarkan orang lain, dan insting yang berada dalam diri kita berusaha menembus sumbatan-sumbatan moral yang ditutup oleh nafsu.
Kalau dikaji lebih dalam lagi dengan kajian “human engineering” semua ini berangkat dari insting manusia sebagai harta bawaan hadiah Allah SWT yang suci, tidak  mau dikotori prilaku diri yang kotor menyimpang dari hukum Allah.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.      Apa definisi insting ?
2.      Apa ciri-ciri insting ?
3.      Ada berapa macam inting ?
4.      Apa perbedaan insting dan ilham ?
5.      Apa perbedaan insting manusia dan insting hewan ?

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui definisi insting.
2.      Mengetahui ciri-ciri insting.
3.      Mengetahui macam-macam insting.
4.      Mengetahui perbedaan insting dan ilham.
5.      Mengetahui perbedaan insting manusia dan insting hewan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Definisi Insting
Insting adalah kemampuan berbuat sesuatu yang dibawa sejak lahir yang dituju pada pemuasan dorongan-dorongan nafsu dan dorongan lain. Insting bisa disebu juga naluri atau garizah. Insting juga dapat diartikan sebagai pola tingkah laku yang bersifat turun temurun yang dibawa sejak lahir tanpa pengalaman sebelumnya atau tanpa tujuan yang mendasar seperti pada hewan misalnya terdapat insting pembuatan tempat tinggal yang khas, mendapat dan menyimpan serta mencernakan makanannya yang mungkin bisa dimanfaatkan pada musim hujan.
Bersama-sama dengan dorongan-dorongan, insting menjadi faktor penggerak bagi segala tingkah laku dan aktifitas manusia dan menjadi tenaga dinamis yang tertanam sangat dalam pada peribadi manusia.
Biasanya orang suka salah pengertian dan asal sebut saja kata-kata feeling, insting ataupun intuisi. Padahal semua itu berbeda. Ketiga kalimat itu hampir sama pemahamannya. Tapi kalau dilihat dari pngertiannya jelas berbeda. Istilah insting, feeling dan intuisi berasal dari Bahasa Inggris. Penjelasan secara singkat insting berkaitan dengan sinyal pada tubuh manusia, konon orang yan berlatih bela diri instingnya lebih tajam. Feeling adalah perasaan misalnya sedih, marah, gembira, takut, cemas, dan lainnya. Sedang instuisi adalah bukan sebuah sinyal, karena bentuknya mengalir ke arah kreatifitas menggunakan otak kanan seperti banyak dipakai oleh para seniman.
Dalam islam insting lebih ke arah qalbu, kalau qolbu kita tertutup, maka kita tidak bisa memahami apa yang terkandung dalam ayat-ayat Al- Qur’an. Manusia diciptakan mempunyai telinga untuk mendengar, mata untuk melihat dan qolbu untuk memahami ayat-ayat Al Qur’an. Kebersihan qolbu sangat penting agar  feeling, insting dan instuisi mengarah ke arah yang benar.

B.     Ciri-ciri insting
Ciri-ciri insting adalah sebagai berikut :
a.       Lebih majemuk dan refleks, gerak-gerak instinktif lebih kompleks daru pada gerak-gerak refleks yang serba terikat dengan jenis rangsangan.
b.      Insting merupakan kemampuan untuk bergerak kepada suatu tujuan dengan tidak memerlukan latihan.
c.       Gerak instinktif merupakan gerak bawaan, kemampuan alami yang dibawa sejak lahir, bukan kecakapan yang diperoleh dari pengalaman dan latihan.
d.      Gerak instinktif bergerak secara mekanis tanpa mempergunakan kesadaran dan pertimbangan.
e.       Insting dapat dilatih atau diubah disesuaikan dengan keadaan-keadaan baru.
f.       Gerak instingtif berakar pada dorongan nafsu dan dorongan-dorongan lain untuk mendapatkan kepuasan.
g.      Gerak instingtif pada hewan sejak lahir tidak berubah sedangkan insting pada manusia berubah.

C.    Macam-macam insting
Insting merupakan dorongan alami untuk berbuat tertentu demitercapainya tujuan. Jadi, ada rangkaian antara dorongan insting dan kebutuhan yang menjadi tujuannya. Pada garis besarnya dorngan instinng dapat digolongkan menjadi :
1.      Dorongan insting mempertahankan diri, meliputi :
·         Insting makan
·         Insting bernafas
·         Insting bermain
·         Insting melindungi diri
·         Insting istirahat
2.      Doronngan insting mempertahankan jenis, meliputi :
·         Insting seksual
·         Insting membela diri
·         Insting minta tolong
·         Insting sosial
·         Insting melindungi
·         Insting memelihara
3.      Dorongan insting mengembangkan diri, meliputi :
·         Insting belajar
·         Insting menyelidiki
·         Insting ingin tahu


D.    Perbedaan Insting dan Ilham
Dalam masalah ilham, jika bisikan ini bersumber, timbul dan di terima oleh pikiran maka kemungkinan besar bisikan ini berasal dari gambaran pikiran itu sendiri atau dari gambaran pikira lainnya seperti ruh dan setan gentayangan.
Walaupun dalam pembinaan tahap spiritual tertentu, tidak kemungkinan  alamiah Kesadaran Sejati yang dapat menangkap sesuatu seperti ilham atau bisikan dari alamiah alam Mahluk Suci. Pencapaian ini hanya bisa dicapai bila Kesadaran Sejati telah mencapai tingkat kejernihan yang lebih tinggi, sehingga Kesadaran Sejati dapat mencapai Alamiah Kesadaran Mahluk Suci. Hanya dengan tingkat Kejernihan Kesadaran Sejati, maka Kesadaran Sejati baru dapat menangkap alamiah Ilham dari Alam Mahluk Suci. Itu terjadi karena tingkat Mahluk Suci hanya bisa dicapai dengan Kesadaran Sejati yang jernih. Mahluk Suci itu adalah mahluk yan memiliki gambaran kemelekatan pikiran. Maka dari itu, hanya dengan Kesadaran 
Timbulnya itu semua karena ada kemelekatan  gambaran mereka sendiri, yang tidak memahami kesadaran sejatinya. Sehingga kita mengenal banyak roh-roh gentayangan dari mereka yang meninggal karena dibunuh dan bunuh diri. Ketidak wajaran pada proses kematian dan ketidak terimaan mereka akan kematiannya, akhirnya menjadikan gambaran pikiran yang demikian menjadi roh-roh gentayangan.
Dengan demikian saya mengingatkan kembali pada pembina Kesadaran Sejati bahwa jika pikiran masih memperbudak dan jika kesadaran masih belum terjernihkan selalu, tidak mengherankan bila kita hanya dapat mendengar bisikan-bisikan roh dan setan yang gentayangan saja. Saya pastikan bahwa tidak mungkin dapat merasakan, melihat apalagi memahami alamiah Mahluk Suci Tingkat Tinggi dengan pikiran. Berhati-hatilah dengan mereka yang mengaku-ngaku memiliki kemampuan spiritual, tetapi mereka masih diperbudak oleh pikiran sendiri.
Insting dan kesadaran sangat jauh berbeda. Jika dalam kehidupan binatang, mereka banyak mengandalkan instingnya. Seperti seekor penyu yang lahir di pantai, setelah menetas mempunyai insting untuk berenang kelaut. Seekor anak macan yang baru lahir tidak takut melihat induknya. Alamiah dari kekuatan insting ini yang membuat mereka demikian, dan pengaruh ini sebenarnya bersumber dari ikatan-ikatan karma kehidupannya masa lampau. Secara kasarnya, dikatakan bahwa manusia yang meninggal dengan keterikatan pikiran akan perasaaan takut, rasa serakah dan hawa nafsu akan memiliki alamiah dilahirkan menjadi binatang yang memiliki insting-insting yang demikian.
Berbeda dengan kelahiran manusia, yang memiliki kemampuan lebih dari sekedar insting, alamiah manusia memiliki akal budi dan kesadaran yang harus dibina dan dikembangkan. Manusia tidak boleh mengandalkan instingnya saja. Jika kehidupan  binatang semakin tua, instingnya semakin kuat dan tajam, tetapi kehidupan manusia yang memiliki akal budi dan kesadaran, semakin tua semakin bijaksana.

E.     Perbedaan Insting Manusia dan Hewan
Manusia memiliki insting, begitu juga hewan. Namun peranan insting pada hewan sangat penting, karena semata-mata hidup binatang dikuasai oleh dorongan nafsu. Dengan instin, hewan dapat bergerak kemana dan dimana ada kesempatan. Dengan insting hewan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan cara yang tetap. Perhatikan cara binatang mendapatkan makanan, pembuatan sarang atau tempat tinggal, cara-cara mencapai tujuan yang menjadi kebutuhannya tidak pernah meningkat. Dengan kata lain, dengan instingnya binatang tidak dapat meningkatkan dan mempertinggi kecakapannya.
Insting hanya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak sama sekali instrumen hewan yang dapat mengarahkan hewan pada perubahan pola hidup berdasarkan ambisi dan keinginan, sehingga hewan sukar menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan yang akut.
Sedangkan pada manusia, meskipun punya insting, namun hal itu tidak menjadi pendorong utama manusia untuk melakukan pergerakan ataupun tindakan. Beda dengan hewan meskipun manusia mempunyai insting seksualitas, namun hal itu tidak menjadi pendorong utama manusia untuk segera memenuhi dorongan insting tersebut pada apapun dan dimanapun.

F.     Teori Insting
Teori ini dikemukakan oleh Mc. Douhgall sebagai pelopor dari psikologi sosial yang menerbitkan buku psikologi yang pertama kali, dan mulai saat itu Psikologi Sosial mulai jadi pembicaraan yang cukup menarik. Mc. Doughall menyatakan bahwa insting merupakan kecondongan khusus dari pada jiwa yang terbawa sejak lahir dan pembuatan yang timbul daripada kecondongan tersebut.
Selanjutnya Mc. Doughall berpendapat bahwa di dalam insting terdapat tiga unsur kekuatan yaitu :
1.      Coguisi (mengenal)
2.      Conasi (kehendak)
3.      Emosi (merasa)
     Selanjutnya Mc. Doughall mengemukakan tujuan macam-macam insting yang mempunyai dorongan dalam tujuan macam emosi.
No.
Insting
No.
Insting
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Melarikan diri
Menolak
Ingin tahu
Perlawanan
Merendahkan diri
Menonjolkan diri
Orang tua
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Takut
Jiji
Takjub
Kemarahan
Tunduk
Menjaga harga diri
Halus budi
    
     Selain insting di atas terdapat pula insting lain, seperti insting sexual, membangun dan menarik perhatian. Yang semua itu merupakan tendensi pembawaan yang tidak dapat dirubah tetapi dapt dikembangkan. Insting merupakan perilaku yang innate. Perilaku yang bawaan dan  insting akan mengalami perubahan karena pengalaman. Pendapat Mc. Doughall ini mendapat tanggapan dari Allport  yang menerbitkan buku Psikologi Sosial pada tahun 1994, yang berpendapat bahwa perilaku manusia itu disebabkan karena banyak faktor termasuk orang-orang yang ada disekitarnya dengan perilakunya.
     Menurut Freund dari dalam diri kita terdapat bermacam-macam insting, yaitu :
1.      Insting-insting Hidup
Fungsi insting hidup adalah untuk melayani maksud individu untuk tetap hidup dan memperpanjang ras. Bentuk-bentuk utama dari insting-insting hidup ini adalah insting makan, minum dan seksual.
Bentuk energi psikis yang dipakai oleh insting-insting hidup ini disebut “libido”. Walaupun Freund mengakui adanya bermacam-macam bentuk insting namun dalam kenyataannya yang diutamakan adalah insting seksual.





2.      Insting-insting Mati
Insting-insting mati ini dapat disebut juga insting-insting yang merusak yang berfungsi kurang jelas jika dibandingkan dengan insting hidup dan juga kurang dikenal. Namun, suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari bahwa manusia itu akhirnya akan mati. Inilah yang menyebabkan Freund merumuskan bahwa “tujuan semua hidup adalah mati”. Suatu penjelmaan dari insting-insting mati adalah dorongan agresif.
               




















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Insting meupakan kemampuan yang ada sejak lahir, yang sifatnya bisa berubah sesuai dengan lingkungan dan keadaan. Geraknya lebih kompleks dari pada gerak refleks, tidak memerlukan adanya latihan, bergerak secara mekanis dan berbeda antara insting pada manusia dan hewan.
Dorongan-dorongan insting dalam garis besarnya untuk mempertahankan diri, mempertahankan jenis dan mengembangkan diri. Pada manusia, insting tidaklah cukup untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Sedang pada hewan, peranan insting sangat penting untuk memenuhi kebutuhannya, sifatnya juga tetap sehingga pada hewan cara-cara untuk mencapai tujuan misalkan dalam cara perlindungan dengan membuat tempat timggal tidak pernah meningkat.
B.     Kritik  dan Saran
Insting pada manusia bukanlah sesuatu yang pokok, karena penunjang kehidupan pada manusia tidak hanya insting, manusia juga diberi nafsu atau keinginan sebagai suatu tujuan, akal sebagai filter dari tujuan dan tatacara untuk memenuhi tujuan tersbut. Yang paling penting manusia hidup berada dalam bimbingan wahyu-Nya.
Sehingga, dikatakan manusia adalah mahluk yang sempurna, karena ada bimbingan akal. Karenanya apabila manusia tidak lagi menjadikan akalnya sebaga filter dalam memilih yang baik dan buruk menurut aturan atau bimbingan syariat-Nya, maka kesejajaran manusia seperti itu sama dengan hewan yang asumsi dalam hidupnya hanya untuk mempertahankan hidup.















DAFTAR PUSTAKA


Buku :

M.Si, M.Ag., Nurjanah. 2012. Psikologi Umum. Ciamis: Institut Agama Islam Darussalam (IAID).


Internet :