Kamis, 10 April 2014

Makalah Lingkungan Lembaga Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Berbicara pendidikan adalah berbicara tentang bagaimana membentuk karakter manusia sebagaimana yang diinginkan. sedagkan karakter akan terbentuk oleh berbagai factor, diantaranya adalah lingkungan. Orang berbeda karakternya, disebabkan oleh karena mereka tumbuh dilingkungan yang berbeda. Dengan begitu peran lingkungan sangat besar dalam membentuk perilaku seseorang.
Atas dasar kenyataan itu, maka lingkungan pendidikan harus ditata dan dirawat hingga kelihatan bersih dan rapih. Lingkungan harus dipandang sebagai bagian dari pendidikan. Lingkungan harus dijadikan factor penting untuk membentuk peribadi anak-anak atau mahasiswa yang belajar di sekolah atau kampus. Sekolah atau kampus tidak boleh dibiarkan kotor dan tidak terurus.
Lingkungan pendidikan, selain harus bersih, rapi juga semestinya terjaga keindahannya. Islam mengajarkan tentang kebersihan, kerapian dan keindahan. Oleh sebab itu sekolah atau kampus tidak boleh menampakan kekumuhan.
Lembaga pendidikan baik informal, nonformal maupun formal adalah tempat transfer ilmu pengetahuan dan budaya. Melalui praktek pendidikan, peserta didik di ajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat di transformasikan dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan merka dalam menghadapi tantangn dan tuntutan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, makna pengetahuan dan kebudayaan sering kali di paksakan untuk di kombinasikan karena adanya pengaruh zaman terhadap pengetahuan jika di transformasikan.
Oleh karena itu lembaga pendidikan nasional bertujuan mempersiapkan masyarakat baru yang lebih ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban dan berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa. Esessi dari tujuan pendidikan nasional adalah proses menumbuhkan bentuk budaya keilmuan social, ekonomi dan polotik yang lebih baik dalam perspektif tertentu harus mengacu pada masa depan yang jelas (pembukaan UUD 1945 alenia 4). Melaluai kegiatan pendidikan, gambaran tentang masyarakat yang ideal itu di tuangkan dalam alam pikiran peserta didik sehingga terjadi proses pembentukan dan perpindahan budaya, pemikiran ini mengandung makna bahwa lembaga pendidikan sebagai tempat pembelajaran manusia memiliki fungsi social.


B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini dibuat mnejadi pertanyaan sebagai berikut:
1.    Apa pengertian lingkungan pendidikan?
2.    Apa saja dimensi dan tipologi dari lingkungan pendidikan?
3.    Apa pengertian dan bentuk-bentuk lembaga pendidikan?
C.  Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui pengertian lingkungan pendidikan.
2.    Mengetahui dimensi dan tipologi dari lingkungan pendidikan.
3.    Mengetahui pengertian dan bentuk-bentuk lembaga pendidikan.
































BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Lingkungan Lembaga Pendidikan
Pengertian lingkungan pendidikan adalah alam sekitar yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia, baik berupa benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial. Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan. Lingkungan kemudian secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai dengan jenis dan tanggung jawab yang secara khusus menjadi bagian dari karakter lembaga.
Secara etomologi, lembaga mempunyai beberapa arti yaitu asal sesuatu, bentuk yang asli, acuan, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan sesuatu penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha, di samping itu juga mempunyai arti kepala suku (di negeri Sembilan) dan juga mempunyai arti pola perilaku manusia yang mapan jadi arti lembaga dalam hal ini, yang di pakai adalah arti organisasi.
Sedangkan pengertian secara terminologi, Daud Ali dan Habibah Daud, sebagaimana di kutip oleh Rama Yulis menjelaskan bahwa ada dua unsur yang kontradiktif dalam pengartian lembaga, pertama pengertian secara fisik, materil, kongkrit, dan kedua pengertian secara kongkrit, non materil dan dan abstrak.
Terdapat dua versi pengertian lembaga dapat dimengerti karena lembaga ditinjau dari segi fisik menampakan sesuatu baadan dan sarana yang ada dalamnya ada bebrapa orang yang mengerakanya, dan ditinjau dari segi non fisik lembaga merupakan suatu system yang berperan membantu mencapai tujuan.
Sedangkan lembaga pendidikan adalah organisasi atau kelompok manusia yang karena satu dan lain hal memikul tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan. Badan pendidikan ini bertugas memberikan pendidikan kepada peserta didik. Secara umum fungsi lembaga-lembaga pendidikan adalah menciptakan situasi yang memungkinkan proses pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan tugas yang dibebankan kepadanya. Karena itu, situasi lembaga pendidikan harus berbeda dengan situasi lembaga lain.
Lingkungan pendidikan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap peserta didik. Perbedaan pengaruh tersebut tergantung jenis lingkungan pendidikan tempat peserta didik terlibat didalamnya. Hal ini karena masing-masing jenis lingkungan pendidikan memiliki situasi social yang berbeda-beda. Situasi social yang dimaksud meliputi factor perencanaan, sarana dan system pendidikan pada masing-masing jenis pendidikan. Intensitas pengaruh lingkungan terhadap peserta didik tergantung sejauh mana anak didik dapat menyerap rangsangan yang diberikan lingkungannya dan sejauh mana lingkungan mampu memahami dan memberikan fasilitas terhadap kebutuhan pendidikan peserta didik.
Adapun lembaga pendidikan Islam secara terminologi dapat diartikan sebagi sesuatu wadah atau tempat berlansungnya pendidikan Islam. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan itu mengandung pengertian kongkrit berupa sarana dan prasarana dan juga pengertian absrak, dengan adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu, serta tangun jawab pendidikan itu sendiri.

B.  Dimensi-Dimensi Dan Tipologi Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan terbagi atas tiga dimensi, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Tipologi yang mempengaruhi pendidikan, antara lain:
1.    Tipologi lingkungan keluarga
Seorang anak mulai mengenal hidup dan kehidupannya dimulai didalam lingkungan keluarga. Seorang anak masuk dalam keluarga mulai dari kandungan hingga tumbuh berkembang sampai anak sanggup melepaskan diri dari ikatan keluarga. Berdasarkan kenyataan dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan keluarga sangat menentuksn pertumbuhan dan perkembangan anak. Dasar-dasar perilaku akan ditentukan oleh adat istiadat orang tuanya, juga sifat sikap hidup serta kebiasaan-kebiasaan orang tuanya.
Pendidikan keluarga berfungsi:
·      Sebagai pengalaman pertama nasa kanak-kanak.
·      Menjamin kehidupan emosional anak.
·      Menanamkan dasar pendidikan moral.
·      Memberikan dasar pendidikan social.
·      Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

2.    Tipologi lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga. Sekolah merupakan tempat latihan persahabatan dan persaudaraan. Suasana sekolah ditentukan oleh petugas-petugas yang berbeda-berbeda sehingga dapat menghilangkan kejenuhan. Banyak orang tua yang menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan bagi anak-anaknya itu kepada sekolah. Dengan demikian, guru disekolah berperan sebagai pendidik pengganti orang tua yang harus bertanggung jawab atas pendidikan.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
·      Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
·      Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
·      Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
·      Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.

3.    Tipologi lingkungan masyarakat
Arti masyarakat menurut Cook adalah sekumpulan orang yang menempati suatu daerah diikat oleh kebiasaan dan pengalaman-pengalaman yang sama, serta memiliki sejumlah persesuaian, kesatuan dan tindakan yang sama didalam kehidupannya.
Masyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai peranan penting dalam upaya ikut serta menyelenggarakan pendidika, membantu pengadaan tenaga dan biaya, sarana dan prasarana dan meyediakan lapangan kerja. Karenanya, partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat diharapkan. Pendidikan dalam masyarakat memiliki cara-cara sebagai berikut:
a.    Diselenggarakan dengan sengaja diluar sekolah.
b.    Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau tidak drop out.
c.    Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek.
d.   Peserta tidak perlu homogen.
e.    Ada waktu belajar dan metode formal, serat evaluasi yang sistematis.
f.     Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus.
g.    Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup.
Lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan anak, seperti:
a.    Perkembangan intelektual, antara lain: kecerdasan, kecepatan reaksi, kapasitas sintesa, kapasitas ingatan dan pengembangan bakat khusus.
b.    Perkembangan emosi anak seperti: perasaan senang, sedih, gembira, ramah, pendiam, pemarah dan seterusnya.
c.    Perkembangan kepribadian seperti memiliki cita-cita yang teguh, memiliki rasa tanggung jawab, mengetahui hak dan kewajiban, percaya diri dan sebagainya.

C.  Lembaga Pendidikan
Secara bahasa lembaga adalah suatu organisasi dan pendidikan adalah usaha manusia dewasa dalam mengembangkan potensi anak yang sedang berkembang untuk menjadi manusia yang berguna. Segala kegiatan yang diarahkan dalam rangka mengembangkan potensi anak menuju kesempurnaannya secara terencana, terarah, terpadu, dan berkesinambungan adalah menjadi hakikat pendidikan. Untuk mencapai sasaran dan fungsi dimaksud maka sistim persekolahan atau lembaga pendidikan menjadi salah satu wahana strategis dalam membina sumber daya manusia berkualitas.
Peran yang dijalankan dalam rangka mencapi fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana dinyatakan bahwa : “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Diantara lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:
1.    Sekolah
Sekolah merupakan salah satu lembaga penyelenggarapendidikan secara formal di Indonesia. Di dalamnya berlangsung prosespendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensidirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukandirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
2.    Madrasah
Keberadaan madrasah sudah ada sejak agama Islam berkembangdi Indonesia. Madrasah tumbuh dan berkembang dari bawah dalam arti (umat Islam) sendiri yang didorong oleh rasa tanggung jawab untuk mengamalkan ajaran agam Islam kepada generasi muda. Oleh sebab itu, madrasah pada waktu itu lebih ditekankan pada pendalaman ilmu-ilmu Islam.
Pada saat ini kebijakan baru pemerintah menetapkankeberadaan madrasah telah dipandang sebagai sekolah umum yang bercirikan agama Islam dengan tanggung jawabnya mencakup:
·      Sebagai lembaga pencerdasan kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat muslim.
·      Sebagai lembaga pelestarian budaya ke-Islaman.
·      Sebagai lembaga pelopor bagi peningkatan kualitas masyarakat Indonesia.
3.    Pesantren
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Pesantren difungsikan sebagai suatu lembaga yang dipergunakan untuk penyebaran agama, tempat mempelajari agama Islam, mengusahakan pembinaan tenaga-tenaga bagi pengembangan agama. Kemampuan pondok pesantren bukan hanya dalam pembinaan pribadi muslim, melainkan dalam usaha mengadakan perubahan social dan kemasyarakatan. Sebagai lembaga sosial pesantren menampung anak-anak dari segala lapisan masyarakat muslim, tanpa membeda-bedakan tingkat social ekonomi orang tuanya.





BAB III
KESIMPULAN

Dalam system pendidikan nasional pendidikan seumur hidup dikelola atas tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat. Dimana masing-masing mempunyai tanggung jawab yang terpadu dalam rangka pencapaian tujuan nasional.
Keluarga sebagai lingkungan pertama, bertanggung jawab untuk memberikan dasar dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu, social, susila dan religious. Sekolah sebagai lingkungan kedua bertugas mengembangkan potensi dasar yang dimiliki masing-masing individu agar mempunyai kecerdasan intelektual dan mental. Masyarakat sebagai lembaga ketiga memberikan anak kemampuan penalaran, keterampilan dan sikap. Juga menjadi ajang pengoptimalan perkembangan diri setiap individu.






































DAFTAR PUSTAKA

Hamalik Oemar. Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan system. Bumi Aksara. 2005 Jakarta

Dr. Syafaruddin, M.Pd, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, hal 203 tahun 2005

Dr.H.S. Koswara dan Ade Yeti Nuryatini, S.Pd. Manajemen lembaga pendidikan hal 28, 2002



Tidak ada komentar:

Posting Komentar