BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Proses Pendidikan
dan Pembelajaran pada
Anak Usia Dini (PAUD)
hendaknya dilakukan dengan
tujuan memberikan konsep
yang bermakna bagi anak
melalui pengalaman nyata.
Hanya pengalaman nyatalah
yang memungkinkan anak menunjukkan
aktivitas dan rasa
ingin tahu secara
optimal dan menempatkan posisi
pendidik sebagai pendamping,
pembimbing serta fasilitator bagi
anak. Melalui proses
pendidikan diharapkan dapat
menghindari bentuk pembelajaran yang
hanya berorientasi pada
kehendak guru yang menempatkan anak
secara pasif dan
guru menjadi dominan.
Pada masa usia
dini anak mengalami
masa keemasan (the
golden years) yang merupakan
masa dimana anak
mulai peka/sensitif untuk
menerima berbagai
rangsangan. Masa peka
pada masing-masing anak
berbeda, seiring dengan
laju pertumbuhan dan perkembangan
anak secara individual.
Masa peka adalah
masa terjadinya kematangan fungsi
fisik dan psikis
yang siap merespon
stimulasi yang diberikan oleh
lingkungan. Masa ini
juga merupakan masa
peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan
kognitif, motorik, bahasa,
sosio emosional, agama dan
moral. Pendidikan usia dini
merupakan wahana pendidikan
yang sangat fundamental dalam
memberikan kerangka dasar
terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan,
sikap dan keterampilan
pada anak. Keberhasilan
proses pendidikan pada masa
dini tersebut menjadi
dasar untuk proses
pendidikan selanjutnya.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan
pada lembaga pendidikan anak usia
dini, seperti :
Kelompok Bermain, Taman
Penitipan Anak, Satuan
Padu Sejenis maupun Taman
Kanak-kanak sangat tergantung
pada sistem dan
proses pendidikan yang dijalankan.
1.2
Rumusan Masalah
1
Apa Pengertian dari belajar dan pembelajaran ?
2
Bagaimana Konsep dalam belajar dan pembelajaran pada PAUD ?
1.3
Tujuan Penulisan
1
Untuk Mengetahui Pengertian dari belajar dan pembelajaran
2
Untuk Mengetahui Konsep dalam belajar dan pembelajaran pada PAUD
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran PAUD
1.
Pengertian Belajar
Terdapat
beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian belajar, diantaranya :
a.
Hilgard dan bower, dalam buku therois oflearning (1975)
mengemukakan . “belajar berhubungan
dengan perubahan tingkah laku seseorang tetrhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak
dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau
keadaaan-keadaan sesaat seseoramg (misalnya kelelahan, pengaruh orang, dan
sebagainya).
b.
Gange, dalam buku the conditions of learning (1977) menyatakan
bahwa : “ belajar terjadi apabila suatu
situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa
sehinnga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami
situasi itu ke waktu sesudah ia mengelami situasi tadi.
c.
Crow dan crow (1958) merumuskan pengertian belajar sebagai
perolehan kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Hal tersebut termasuk
cara-cara lain untuk melakukan suatu
usaha penyesuaian diri terhadap situasi yang baru.
d.
Surya (1985) mengemukakan pengertian belajar sebagai proses usaha
ynag dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan.
Dari beberapa pernyataan menurut para ahli mengenai pengertian
belajar, untuk memudahkan memahami konsep belajar simaklah ilustrasi berikut ;
Gina
sebelum masuk sekolah TK tingkat A, belum bisa membaca. Di TK, ia bersama
teman-temannya dikenalkan berbagai abjad oleh ibu citra, sang guru. Dengan
menggunakan alat peraga ibu citra menunjukan kepada siswa-sisawanya huruf A sampai dengan Z. Sambil menunjuan
huruf-huruf itu, ibu citra meminta
kepada siswa-siswanya menirukan apa yang dikatakannya. Bu citra melafalkan
huruf A serentak siswa-siswa mengucapkan A. Seiring dengan berjalannya waktu,
di akkhir tahun ajaran, gina beserta teman-temannya dapat menlis dan membaca.
Jadi dapat disimpulkan, Belajar adalah hubungan yang dapat membuat perubahan
tingkah laku akibat adanya stimulus dan juga pengulangan yang dilakukan oleh
guru.
2.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran
merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru
sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau
murid.sehingga mengupayakan terjadinya interaksi anatara guru dan murid.
Dalam
pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pembelajaran yang di ajarkannya
sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan keampuan berfikir siswa dan
memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa
untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. Jika guru
menguasai materi pelajaran, diharuskan juga menguasai metode pengajaran yang
sesuai kebutuhan materi ajar yang mengacu pada prinsip pedagogik, yaitu
memahami karakteristik peserta didik. Jika metode dalam pemelajaran tidak
dikuasai , maka penyampaian materi ajar menjadi tidak maksimal.
2.2
Konsep Belajar dan Pembelajaran Pada
PAUD
1.
Konsep Belajar pada anak usia dini
Belajar merupakan komponen ilmu
pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang
bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Dengan demikian belajar dapat dipahami
sebagai suatu usaha atau latihan supaya mendapat kepandaian.dalam
implementasinya, belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan,
perilaku dan keteramoilan dengan cara mengolah bahan belajar.para ahli
psikologi dan guru-guru pada umumnya memandang belajar sbagai kelakuan yang
berubah, pandangan ini memisahkan pengertian yang tegas antara pengertian
proses belajar degan kegiatan yang semata-mata bersifat hafalan. belajar tidak terjadi hanya karena proses
kematangan dari dalam saja (innate tendencies, yang merupakan faktor genetis),
melainkan juga karena pengalaman yang perolehannya bersifat eksistensial.
Psikologi tersebut ditinjau dari perspektif humanistik eksistensial dilandasi
oleh asumsi yang bersumber dari pendekatan fenemenologis, yaitu suatu
pendekatan yang menekan persepsi individualnya sendiri.
Aktualisasi diri yang berawal dari
tergeraknya potensi dari dalam (from within), adalah permulaan manusia belajar
mencapai realisasi diri secara optimal. Untuk itu, ia belajar bagaimana ia
harus belajar sepanjang hayat.
Untuk menangkap isi dan pesan
belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada
anak-anak:
a. Kognitif, yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran
atau pikiran, terdiri darikategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Melalui kemampuan ini anak mampu menyadari keberadaan
benda yang tidak dilihatnya. Anak bereksplorasi melalui indra dan motorik nya
terhadap benda yang ada di sekitarnya. Anak mampu mengenal benda dan
memanipulasi objek. Dan anak mampu memahami konsep sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Afektif, yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaa emosi, dan
reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori
penerimaan, partisipasi, penilaian atau penentuan sikap, organisasi dan
pembentukan pola hidup. Melalui kemampuan ini anak mampu membangun interaksi
dengan merespon kehadiran orang lain, mampu berinteraksi dengan lingkungan
terdekatnya, mampu menunjukan keinginan dengan kuat, dapat menunjukian reaksi
emosi yang wajar dan mampu menunjukan rasa percaya diri, kemudian anak dapat
menjaga dirinya sendiri.
c. Psikomotorik, yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani
terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyasuaian pola gerakan, dan kreatifitas. Anak mampu menggerak kan
tangan, lengan, kaki, kepala dan badan, mampu menggerakkan anggota tubuhnya
dalam rangka latihan kekuatan otot untuk menjaga keseimbangan, mampu melakukan
gerakan tubuh secara koordinasi dalam rangka kelenturan, kelincahan dan
keseimbangan.
d. Seni, anak mampu bereaksi terhadap irama yang di dengarnya, mampu meniru
saura dan gerakan secara sederhana, menyajikan dan berkarya seni dan anak mampu
mengekspresikan diri dengan menggunakan berbagai median dalam berkarya seni
melalui kegiatan eksplorasi.
e. Bahasa, Anak mampu mengerti isyarat dan perkataan orang lain serta
mengucapkan keinginan nya secara sederhana, mampu berkomunikasi secara lisan
serta memeiliki pembendaharaan kosa kata dengan simbol-simbol untuk persiapan
membaca, menulis, dan menghitung.
2.
Konsep Pembelajaran pada anak usia dini
Kegiatan
pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum
secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar
melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan
tugas perkembangan yang harus dikuasai dalam rangka pencapaian kopetensi yang
harus dimiliki oleh anak (Sujiono dan Sujiono,2007:206).
Bennett, Finn dan
Cribb (1999:91-100),menjelaskan bahwa pada dasarnya pengembangan program
pembelajaran adalah pengembangan sejumlah pengalaman belajar melalui bermain
yang dapat memperkaya pengalaman bermain anak tentang berbagai hal, seperti
cara berpikir teentang diri sendiri, tanggap pada pertanyaan, dapat memberikan
argumen untuk mencari berbagai alternatif.
Mengutif pendapat
Kitano dan Kirby (1989:127-167), pembelajaran haruslah terkait dengan
pengembangan kurikulum yang merupakan rencana pendidikan yang dirancang untuk
memaksimalkan interaksi pembelajaran dalam rangka menghasilkan perubahan
prilaku yang potensial. Kurikulum yang komprehensif seharusnya memiliki elemen
utama dari setiap bidang pengembangan yang disesuaikan dengan tingkat atau
jenjang pendidikannya serta mengetengahkan target pencapaian perserta didik
yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran dilembaga pendidikan.
Unsur utama dalam
pengembangan program pembelajaran bagi anak usia dini adalah bermain. Allbrecht
dan Miller (2000:216-218) berpendapat bahwa dalam pengembangan program
pembelajaran bagi anak usia dini harusnya sarat dengan aktivitas bermain yang
mengutamakan program adanya kebebasan bagi anak untuk bereksplorasi dan
beraktivitas, sedangkan orang dewasa seharusnya lebih berperan sebagai
fasilitator saat anak membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Belajar adalah hubungan yang dapat membuat perubahan
tingkah laku akibat adanya stimulus dan juga pengulangan yang dilakukan oleh guru.
Sedangkan Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta
didik atau murid.sehingga mengupayakan terjadinya interaksi anatara guru dan
murid.
Dalam penerapan
konsep belajar dan pembelajaran pada anak usia dini maka harus menggunakan kemampuan pada anak-anak:
Afektif, psikomotorik, seni dan bahasa. bermain menjadi sebuah kegiatan
yang tak tertandingi dalam mendukung perkembangan dan belajar anak, Jika anak
belajar dengan bermain, maka ia akan memiliki ketahanan belajar lebih baik jika
dilakukan dengan kegiatan belajar seperti biasanya. Dengan melihat kondisi
tersebut hendaknya dilakukan pengelolaan terhadap kegiatan bermain anak dengan
baik, tujuannya adalah agar kegiatan bermain dapat diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan anak.
Daftar
Pustaka
http://hanahafifah.blodspot.co.id/2013/konsep-dasar-dan-teori-belajar-dan.html?m=1 diunduh pada tanggal 23 Februari 2017 pukul 10.15
https://octavianinur.wordpress.com/2013/11/07definisi-belajar-mengajar-dan-pembelajaran-menurut-para-ahli/ diunduh pada tanggal 22 Februari 2017 pukul 12.00
konsep_dasar_pendidikan_anak_usia_dini.pdf
diunduh pada tanggal 20 Februari 2017 pukul 08.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar