Rabu, 26 September 2018

Belajar dan Pembelajaran PAUD

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Proses  Pendidikan  dan  Pembelajaran  pada  Anak  Usia  Dini  (PAUD) hendaknya  dilakukan  dengan  tujuan  memberikan  konsep  yang  bermakna  bagi anak  melalui  pengalaman  nyata.  Hanya  pengalaman  nyatalah  yang memungkinkan  anak  menunjukkan  aktivitas  dan  rasa  ingin  tahu  secara  optimal dan  menempatkan  posisi  pendidik  sebagai  pendamping,  pembimbing  serta fasilitator  bagi  anak.  Melalui  proses  pendidikan  diharapkan  dapat  menghindari bentuk  pembelajaran  yang  hanya  berorientasi  pada  kehendak  guru  yang menempatkan  anak  secara  pasif  dan  guru  menjadi  dominan.   Pada  masa  usia  dini  anak  mengalami  masa  keemasan  (the  golden  years) yang  merupakan  masa  dimana  anak  mulai  peka/sensitif  untuk  menerima  berbagai rangsangan.  Masa  peka  pada  masing-masing  anak  berbeda,  seiring  dengan  laju pertumbuhan  dan  perkembangan  anak  secara  individual.  Masa  peka  adalah  masa terjadinya  kematangan  fungsi  fisik  dan  psikis  yang  siap  merespon  stimulasi  yang diberikan  oleh  lingkungan.  Masa  ini  juga  merupakan  masa  peletak  dasar  untuk mengembangkan  kemampuan  kognitif,  motorik,  bahasa,  sosio  emosional,  agama dan  moral. Pendidikan  usia  dini  merupakan  wahana  pendidikan  yang  sangat fundamental  dalam  memberikan  kerangka  dasar  terbentuk  dan  berkembangnya dasar-dasar  pengetahuan,  sikap  dan  keterampilan  pada  anak.  Keberhasilan  proses pendidikan  pada  masa  dini  tersebut  menjadi  dasar  untuk  proses  pendidikan selanjutnya.  Keberhasilan  penyelenggaraan  pendidikan  pada  lembaga  pendidikan anak  usia  dini,  seperti  :  Kelompok  Bermain,  Taman  Penitipan  Anak,  Satuan  Padu Sejenis  maupun  Taman  Kanak-kanak  sangat  tergantung  pada  sistem  dan  proses pendidikan  yang  dijalankan.

1.2  Rumusan Masalah
1        Apa Pengertian dari belajar dan pembelajaran ?
2        Bagaimana Konsep dalam belajar dan pembelajaran pada PAUD ?
1.3  Tujuan Penulisan
1        Untuk Mengetahui Pengertian dari belajar dan pembelajaran
2        Untuk Mengetahui Konsep dalam belajar dan pembelajaran pada PAUD

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran PAUD
1.     Pengertian Belajar
Terdapat beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian belajar, diantaranya :
a.       Hilgard dan bower, dalam buku therois oflearning (1975) mengemukakan . “belajar berhubungan  dengan perubahan tingkah laku seseorang tetrhadap suatu situasi  tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaaan-keadaan sesaat seseoramg (misalnya kelelahan, pengaruh orang, dan sebagainya).
b.      Gange, dalam buku the conditions of learning (1977) menyatakan bahwa : “ belajar  terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehinnga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengelami situasi tadi.
c.       Crow dan crow (1958) merumuskan pengertian belajar sebagai perolehan kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Hal tersebut termasuk cara-cara lain  untuk melakukan suatu usaha penyesuaian diri terhadap situasi yang baru.
d.      Surya (1985) mengemukakan pengertian belajar sebagai proses usaha ynag dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Dari beberapa pernyataan menurut para ahli mengenai pengertian belajar, untuk memudahkan memahami konsep belajar simaklah ilustrasi berikut ;
Gina sebelum masuk sekolah TK tingkat A, belum bisa membaca. Di TK, ia bersama teman-temannya dikenalkan berbagai abjad oleh ibu citra, sang guru. Dengan menggunakan alat peraga ibu citra menunjukan kepada siswa-sisawanya huruf  A sampai dengan Z. Sambil menunjuan huruf-huruf  itu, ibu citra meminta kepada siswa-siswanya menirukan apa yang dikatakannya. Bu citra melafalkan huruf A serentak siswa-siswa mengucapkan A. Seiring dengan berjalannya waktu, di akkhir tahun ajaran, gina beserta teman-temannya dapat menlis dan membaca.
            Jadi dapat disimpulkan, Belajar  adalah hubungan yang dapat membuat perubahan tingkah laku akibat adanya stimulus dan juga pengulangan yang dilakukan oleh guru.
2.      Pengertian Pembelajaran
            Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.sehingga mengupayakan terjadinya interaksi anatara guru dan murid.
Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pembelajaran yang di ajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan keampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. Jika guru menguasai materi pelajaran, diharuskan juga menguasai metode pengajaran yang sesuai kebutuhan materi ajar yang mengacu pada prinsip pedagogik, yaitu memahami karakteristik peserta didik. Jika metode dalam pemelajaran tidak dikuasai , maka penyampaian materi ajar menjadi tidak maksimal.
2.2    Konsep Belajar dan Pembelajaran Pada PAUD
1.         Konsep Belajar pada anak usia dini
            Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi).  Dengan demikian belajar dapat dipahami sebagai suatu usaha atau latihan supaya mendapat kepandaian.dalam implementasinya, belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keteramoilan dengan cara mengolah bahan belajar.para ahli psikologi dan guru-guru pada umumnya memandang belajar sbagai kelakuan yang berubah, pandangan ini memisahkan pengertian yang tegas antara pengertian proses belajar degan kegiatan yang semata-mata bersifat hafalan.  belajar tidak terjadi hanya karena proses kematangan dari dalam saja (innate tendencies, yang merupakan faktor genetis), melainkan juga karena pengalaman yang perolehannya bersifat eksistensial. Psikologi tersebut ditinjau dari perspektif humanistik eksistensial dilandasi oleh asumsi yang bersumber dari pendekatan fenemenologis, yaitu suatu pendekatan yang menekan persepsi individualnya sendiri.
            Aktualisasi diri yang berawal dari tergeraknya potensi dari dalam (from within), adalah permulaan manusia belajar mencapai realisasi diri secara optimal. Untuk itu, ia belajar bagaimana ia harus belajar sepanjang hayat.

            Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada anak-anak:
a.       Kognitif, yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran, terdiri darikategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Melalui kemampuan ini anak mampu menyadari keberadaan benda yang tidak dilihatnya. Anak bereksplorasi melalui indra dan motorik nya terhadap benda yang ada di sekitarnya. Anak mampu mengenal benda dan memanipulasi objek. Dan anak mampu memahami konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Afektif, yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaa emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian atau penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup. Melalui kemampuan ini anak mampu membangun interaksi dengan merespon kehadiran orang lain, mampu berinteraksi dengan lingkungan terdekatnya, mampu menunjukan keinginan dengan kuat, dapat menunjukian reaksi emosi yang wajar dan mampu menunjukan rasa percaya diri, kemudian anak dapat menjaga dirinya sendiri.
c.       Psikomotorik, yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyasuaian pola gerakan, dan kreatifitas. Anak mampu menggerak kan tangan, lengan, kaki, kepala dan badan, mampu menggerakkan anggota tubuhnya dalam rangka latihan kekuatan otot untuk menjaga keseimbangan, mampu melakukan gerakan tubuh secara koordinasi dalam rangka kelenturan, kelincahan dan keseimbangan.
d.      Seni, anak mampu bereaksi terhadap irama yang di dengarnya, mampu meniru saura dan gerakan secara sederhana, menyajikan dan berkarya seni dan anak mampu mengekspresikan diri dengan menggunakan berbagai median dalam berkarya seni melalui kegiatan eksplorasi.
e.       Bahasa, Anak mampu mengerti isyarat dan perkataan orang lain serta mengucapkan keinginan nya secara sederhana, mampu berkomunikasi secara lisan serta memeiliki pembendaharaan kosa kata dengan simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis, dan menghitung.
2.      Konsep Pembelajaran pada anak usia dini
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasai dalam rangka pencapaian kopetensi yang harus dimiliki oleh anak (Sujiono dan Sujiono,2007:206).
          Bennett, Finn dan Cribb (1999:91-100),menjelaskan bahwa pada dasarnya pengembangan program pembelajaran adalah pengembangan sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang dapat memperkaya pengalaman bermain anak tentang berbagai hal, seperti cara berpikir teentang diri sendiri, tanggap pada pertanyaan, dapat memberikan argumen untuk mencari berbagai alternatif.
          Mengutif pendapat Kitano dan Kirby (1989:127-167), pembelajaran haruslah terkait dengan pengembangan kurikulum yang merupakan rencana pendidikan yang dirancang untuk memaksimalkan interaksi pembelajaran dalam rangka menghasilkan perubahan prilaku yang potensial. Kurikulum yang komprehensif seharusnya memiliki elemen utama dari setiap bidang pengembangan yang disesuaikan dengan tingkat atau jenjang pendidikannya serta mengetengahkan target pencapaian perserta didik yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran dilembaga pendidikan.
          Unsur utama dalam pengembangan program pembelajaran bagi anak usia dini adalah bermain. Allbrecht dan Miller (2000:216-218) berpendapat bahwa dalam pengembangan program pembelajaran bagi anak usia dini harusnya sarat dengan aktivitas bermain yang mengutamakan program adanya kebebasan bagi anak untuk bereksplorasi dan beraktivitas, sedangkan orang dewasa seharusnya lebih berperan sebagai fasilitator saat anak membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Belajar  adalah hubungan yang dapat membuat perubahan tingkah laku akibat adanya stimulus dan juga pengulangan yang dilakukan oleh guru. Sedangkan Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.sehingga mengupayakan terjadinya interaksi anatara guru dan murid.
Dalam penerapan konsep belajar dan pembelajaran pada anak usia dini maka harus menggunakan kemampuan pada anak-anak: Afektif, psikomotorik, seni dan bahasa. bermain menjadi sebuah kegiatan yang tak tertandingi dalam mendukung perkembangan dan belajar anak, Jika anak belajar dengan bermain, maka ia akan memiliki ketahanan belajar lebih baik jika dilakukan dengan kegiatan belajar seperti biasanya. Dengan melihat kondisi tersebut hendaknya dilakukan pengelolaan terhadap kegiatan bermain anak dengan baik, tujuannya adalah agar kegiatan bermain dapat diarahkan untuk mengembangkan kemampuan anak.











                                                                     







Daftar Pustaka

konsep_dasar_pendidikan_anak_usia_dini.pdf diunduh pada tanggal 20 Februari 2017 pukul 08.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar