Kamis, 03 November 2016

Karya Ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam melakukan penelitian seorang siswa atau mahasiswa hendaknya melaporkan hasil penelitian tersebut. Karena dengan begitu pekerjaan meneliti tersebut bisa dikatakan dapat dipertanggungjawabkan atau tidak sia-sia. Menyusun Karya Ilmiah sangat penting dan merupakan sebuah tradisi ilmiah yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia pendidikan.
Tujuan penulisan Karya Ilmiah adalah menyampaikan ide atau gagasan tentang sebuah topik tertentu. Namun, dalam kenyataannya baik siswa maupun mahasiswa sering kesulitan dalam pengertian dan menyusun Karya Ilmiah. Apa itu Karya Ilmiah? Apa saja yang termasuk Karya Ilmiah? Atau yang paling penting, jika kita telah meneliti sesuatu bagaimana mempublikasikannya?

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang akan kami bahas yaitu:
1.    Apakah  Karya Ilmiah itu?
2.    Bagaimana bentuk Karya Ilmiah?
3.    Bagaimana ciri-ciri Karya Ilmiah?
4.    Apa saja macam-macam Karya Ilmiah?
5.    Apa saja bagian-bagian Karya Ilmiah?
6.    Bagaimana langkah-langkah menyusun Karya Ilmiah?
7.    Bagaimana penarikan kekesimpulan suatu masalah?

C.      Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah tujuan dan manfaat makalah ini adalah:
1.    Mengetahui  Karya Ilmiah.
2.    Mengetahui bentuk Karya Ilmiah.
3.    Mengetahui ciri-ciri Karya Ilmiah.
4.    Mengetahu macam-macam Karya Ilmiah.
5.    Mengetahui bagian-bagian Karya Ilmiah.
6.    Mengetahui langkah-langkah Karya Ilmiah
7.    Mengetahui cara menarik kekesimpulan suatu masalah.

BAB II
 PEMBAHASAN

A.      Pengertian Karya Ilmiah
Menurut KBBI, Karya Ilmiah adalah karya tulis yang dibuat dengan prinsip-prinsip ilmiah berdasarkan data dan fakta (observasi, eksperimen dan kajian pustaka)[1]. Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
ü Memberi penjelasan
ü Memberi komentar atau penilaian
ü Memberi saran
ü Menyampaikan sanggahan
ü Membuktikan hipotesa
Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah dan faktanya bersifat objektif.
Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang objektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa data pribadi yang subjektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis nonilmiah.

B.       Bentuk Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.
1.    Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan di dalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
2. Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah yang Dibukukan
Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3. Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.

C.   Ciri-ciri Karya Ilmiah
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kekesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/ istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.


D.      Macam-macam Karya Ilmiah
1.    Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan/ penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
2.    Tesis
Tesis adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kekesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3.    Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.

E.       Bagian-bagian Karya Ilmiah
·      Jilid
·      Kata Pengantar
·      Abstrak
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak dua spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan nama akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada), diakhiri titik. Tahun penulisan ditulis setelah nama diakhiri dengan titik. Judul dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertama dari (setiap kata) dan diakhiri dengan titik. Kata jenis karya ilmiah, misalnya skripsi, tesis atau disertasi ditulis setelah judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama jurusan, tidak boleh disingkat, nama universitas dan diakhiri dengan titik. Kemudian dicantumkan siapa nama pembimbing penulisan karya ilmiah tersebut.
·      Bab I Pedahuluan
1.    Latar Belakang
Pada bagian ini penulis mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah yang dipersoalkan perlu diteliti dan ditulis. Misalnya, karena masalah yang dibahas mempunyai arti penting bagi masyarakat.
2.    Perumusan Masalah
Perumusan  masalah harus sungguh-sungguh jelas. Permasalahan yang akan menjadi pembahasan penelitian diajukan dalam bentuk pertanyaan. Merujuk pada pertanyaan itu penulis melakukan langkah-langkah penelitian dan penelaahan sehingga dapat terjawab dengan tepat.
3.    Tujuan Penelitian
Dalam tujuan penelitian atau penulisan dikemukakan usaha-usaha dan hasil-hasil yang telah dicapai secara garis besar. Jika karya ilmiah bertujuan menyampaikan pandangan atau penilaian penulis tentang topik yang telah diteliti, tujuan umumnya mengemukakan hipotesis penelitian dan penilaian penulis sesudah penelitian. Adapun tujuan khususnya perlu dikemukakan pertimbangan-pertimbangan yang mendukung penilaian.
4.    Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat diuraikan secara umum dan khusus. Misalnya, untuk kepentingan praktis, untuk kepentingan bidang keilmuan atau bidang profesi penulis, dan untuk kepentingan kelompok atau instansi.
·      Bab II Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian diperlukan 2 landasan, yakni kerangka teori dan metodologis. Kerangka teori adalah teori yang digunakan untuk membangun kerangka kerja penelitian. kerangka metodologis ialah hal ikhwal yang berkaitan dengan desain penelitian, termasuk langka-langkah pengumpulan dan pengolahan data (variabel, instrumen, validitas dan realibilitas instrumen, serta teknik pengumpulan dan analisis data) dengan berbagai alasannya. Keduanya diuraikan dalam dua bagian penelitian yang berbeda, tetapi berurutan. Kerangka teori diuraikan dalam bab II, sedangkan kerangka metodologi diuaraikan dalam bab III.
Dalam kerangka teori dinyatakan teori apa yang digunakan untuk landasan kerja penelitian. Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik. bisa juga berupa teori yang digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori apapun, yang digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan melalui kajian sejumlah pustaka dan hasil penelitian dalam lingkup topik penelitian atau tugas akhir. Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip-prinsip teotri itu perlu diuaraikan, termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu. Variabel-variabel penelitian perlu diterangkan menurut pandangan teori yang dipilih itu. Untuk itu, landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep menurut pendapat penulis atau penemu. Teori tersebut kemudian dipaparkan menurut sudut pandang peneliti dengan disertai cara mengukurnya.
·      Bab III Metodologi Penelitian
Dalam karya ilmiah laporan penelitian bagian metode penelitian dibuat dalam bab tersendiri. Dalam artikel untuk jurnal metode penelitian/ penulisan juga ditulis dalam bagian tersendiri, tetapi tidak dalam bentuk bab. Dalam karya ilmiah makalah bahan seminar bagian metode penelitian tidak ditulis secara eksplisit menjadi bab.
Dalam laporan penelitian ada perbedaaan antara metode penelitian dalam metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode penelitian dalam laporan penelitian kuantitatif, prosedur penelitian dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data, dan diakhiri dengan analisis data. Yang perlu diuraikan dalam bab pendekatan atau penelitian kuantitatif adalah: (1) jenis dan desain penelitian; (2) populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel; (3) variabel yang dirumuskan secara operasional; (4) instrumen penelitian disertai penentuan validitas dan reliabilitasnya; (5) teknik pengumpulan data ; (6) teknik pengolahan dan analisis data.
Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut istilah-istilah, seperti angket guide interview observasi, wawancara. masing-masing istilah tersebut perlu diterangkan prosedur penggunaan atau pelaksanaannya. Bahkan, kegunaan dari masing-masing teknik atau metode yang digunakan perlu diterangkan secara jelas.
Sebaliknya pengertian populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, angket, guide interview, guide observation, wawancara dan sebagainya tidak perlu diuraikan sebagaimana dalam mata kuliah metodologi penelitian. Yang diuraikan adalah siapa atau apa populasinya, berapa ukuran populasinya, berapa ukuran sampelnya, apa teknik penarikan sampelnya, apa alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, apa teknik pengumpulan datanya, apa teknik pengolahan dan analisis data yang dipilih dan digunakan. Masing-masing metode penelitian yang dipilih perlu diuraikan secara operasional sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh peneliti.

·      Bab IV Pembahasan
Karya ilmiah artikel dan makalah bahan seminar maupun laporan hasil penelitian memuat bagian hasil dan pembahasan. Dalam artikel dan makalah hasil dan pembahasan dapat berbentuk bab maupun tidak dalam bentuk bab. Dalam laporan penelitian bagian hasil dan pembahasan kecenderungannya dibuat dalam bentuk bab. Bagian hasil dan pembahasan dalam laporan penelitian dapat dipecah menjadi beberapa bab tergantung kebutuhan. Dalam hasil disampaikan data yang diperoleh dalam penelitian. Dengan demikian, hasil harus disajikan secara objektif dan sesuai dengan data yang diperoleh (tabel atau gambar).
Dalam bagian hasil penelitian diuraikan apa saja hasil penelitian yang mencakup semua aspek yang terkait dengan penelitian. Analisa dan pembahasan membahas tentang keterkaitan antarfaktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah. Penulisan hasil dan pembahasan menggunakan huruf Times New Roman, 12 pt, Bold,  spasi tunggal).
Hasil eksperimen atau survei atau rancang bangun beserta analisisnya dan pembahasannya dapat disajikan secara bersama-sama atau secara terpisah berupa uraian, tabel dan gambar. Data yang dilaporkan sudah harus berupa data terolah, bukan data mentah. Tabel dan gambar harus dilengkapi nomor urut menggunakan angka Arab (1,2,3….), dan bila diperlukan, disertai keterangan tambahan, seperti acuan dan arti singkatan. Untuk karya tulis hasil tinjauan pustaka dan hasil bahasan teoritis, informasi pustaka yang akan dipermasalahkan dan pembahasannya dapat diuraikan secara bersama-sama atau secara terpisah, disajikan secara sistematis, rasional dan lugas. (ukuran huruf standar: Times New Roman, 12 pt, Regular,  spasi 1,5).
Bab pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam penulisan karya ilmiah. Karena dalam bab ini dilakukan kegiatan analisis data, sintetis pembahasan, interpretasi penulis, pemecahan masalah, dan temuan pendapat baru yang diformulakan (bila ada). Bab ini terdiri dari dua bagian besar yaitu:
1.    Deskripsi Data
Berisi serangkaian data yang berhasil dikumpulkan, baik data pendukung seperti latar belakang lembaga/ instansi yang diteliti, struktur organisasi dan sebagainya serta data utama yang diperlukan untuk pengujian hipotesis. Data-data tersebut harus dideskripsikan secara sistematis.
2.    Pembahasan
Bagian ini berisi pembahasan tentang hasil penelitian sesuai dengan acuan dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Bagian pembahasan ini memperlihatkan ketajaman dan keluasan wawasan penulis mengenai permasalahan yang dikajinya.
Hasil berupa data penelitian yang telah diolah dan dituangkan dalam bentuk tabel, grafik, foto, atau gambar. Pembahasan berisi hasil analisis dan hasil penelitian yang dikaitkan dengan struktur pengetahuan yang telah mapan (tinjauan pustaka yang diacu oleh penulis), dan memunculkan teori-teori baru atau modifikasi terhadap teori-teori yang telah ada. Berisi tentang kupasan, analisis, argumentasi dan pendirian penulisan mengenai masalah yang dibicarakan.
Sajikan hasil penelitian sewajarnya secara bersistem. Jika data terlalu banyak, adakalanya Anda perlu selektif dalam menyajikannya. Dengan pertimbangan yang masak, rancanglah tabel, grafik, gambar atau alat penolong lain untuk memperjelas dan mempersingkat uraian yang harus diberikan. Jangan berikan informasi berulang, misalnya dalam bentuk tabel dan gambar. Hindari pengulangan informasi yang sudah ada dalam ilustrasi secara panjang lebar. Tafsirkan hasil yang diperoleh dengan memperhatikan dan menyesuaikannya dengan masalah atau hipotesis yang diungkapkan dalam Pendahuluan. Adakalanya hasil digabungkan dengan Pembahasan, menjadi bagian yang dinamakan Hasil dan Pembahasan.
Sewaktu mengumpulkan data, mengolahnya, dan menyusunnya dalam tabel, dengan sendirinya Anda telah memiliki sejumlah gagasan yang telah dikembangkan dalam Pembahasan. Pengembangan gagasan ini disebut argumen. Anda harus membandingkan dengan hasil peneliti terdahulu, kemudian buatlah pertimbangan teorinya. Dengan demikian, maka Pembahasan merupakan kumpulan argumen mengenai relevansi, manfaat, dan kemungkinan atau keterbatasan percobaan Anda, serta hasilnya.
Pendapat orang yang sudah diringkas dalam Pendahuluan atau Tinjauan Pustaka tidak perlu diulang lagi tetapi diacu saja seperlunya. Bentangkan arti temuan serta jelaskan bagaimana kesimpulan baru itu memperluas cakrawala ilmu dan teknologi. Bila perlu berikan implikasi penerapan temuan baru tadi dan tunjukkan segi-segi lain yang perlu diteliti lebih lanjut. Akhiri pembahasan secara positif, tegas, dan kuat.
·      Bab IV Penutup
Kekesimpulan, kritik dan saran
Bagian penutup dari karya ilmiah adalah kesimpulan dan saran. Cara penulisan pada artikel bergantung pada gaya selingkung jurnal. Bagian ini dapat merupakan bagian terpisah atau bergabung dengan bagian pembahasan atau hasil dan pembahasan. Dalam bagian ini diuraikan keberhasilan metode dikaitkan dengan hasil kerja, dan dampak produk.
Dalam laporan penelitian kuantitatif, penutup merupakan bab terakhir dari isi pokok laporan penelitian. Sesuai dengan isinya, bagian ini dapat dibagi menjadi dua sub-bab yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan harus sejalan dengan masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Masalah yang dikemukakan di bagian pendahuluan semuanya harus terjawab dan dengan jawaban itu semua tujuan dapat tercapai. Uraian atau pembahasan masalah dalam bab sebelumnya harus ada kesimpulannya.
Saran harus sejalan dengan kesimpulan atau temuan. saran hendaknya disertai dengan argumentasinya. Kalau mungkin juga disertai jalan keluarnya. saran dapat bersifat praktis atau teori termasuk saran yang berharga adalah saran tentang perlunya dilakukan penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum tentu semua masalah dapat dipecahkan secara tuntas atas dasar penelitian yang telah dilakukan atau setelah penelitian ini selesai timbul masalah lain yang terkait.
·      Daftar Pustaka
“Daftar pustaka adalah salah satu elemen penting dalam sebuah karya ilmiah. Namun, banyak orang yang masih bingung cara menyusun daftar pustaka. Mereka mengeluh dan menyatakan menyusun daftar pustaka adalah sesuatu yang rumit” (Sugiarto, Tanpa Tahun:50)[2].   
Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya ilmiah lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain penulisan karya ilmiah rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul karya ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya. Tata cara penulisan daftar pustaka perlu juga memberikan isyarat apakah karya ilmiah yang dirujuk itu berupa buku, jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak dipublikasi, dokumen WEB, dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk menuliskan daftar pustaka. Namun demikian terdapat banyak versi tata cara penulisan daftar pustaka, bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat keilmuan dalam masing-masing bidang. Tata cara penulisan daftar pustaka yang disarankan dalam “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” di UPI diadopsi sebagian besar dari tata cara yang ditetapkan “American Psychological 3 Hf/bhs.Ind/kim/2000[3].
Daftar pustaka hanya berisi sumber-sumber tertulis yang dikutip dan digunakan dalam karya ilmiah (skripsi), karena itu sumber tertulis lain yang tidak dikutip meskipun pernah dibaca penulis dalam kaitannya dengan penulisan skripsinya tidak perlu dimasukkan dalam daftar pustaka[4]. Penulisan pustaka disusun menurut abjad dari nama penulisnya dan nama keluarga harus ditulis lebih dahulu tanpa menyertakan gelar. Sumber tulisan (pustaka) yang menggunakan lebih dari satu baris diketik satu spasi dengan menjorok ke dalam sejauh 0,5 inchi untuk baris ke dua dan seterusnya, sedangkan jarak antarpustaka diketik dengan dua spasi dan diawali pada margin kiri. Tata cara apapun dapat saja dipakai asalkan pemakaiannya konsisten. Namun demikian, apabila karya ilmiah kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu, kita harus menyesuaikan diri dengan tata cara penulisan daftar pustaka yang ditetapkan oleh redaksi jurnal tersebut.
Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku ataupun naskah ilmiah yang digunakan sebagai referensi/acuan ditulis pada bagian ini. Referensi/ acuan yang dirujuk haruslah yang mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian tersebut. Penulisan daftar pustaka diurut sesuai dengan urutan penunjukkannya dalam naskah dengan menggunakan angka Arab seperti terlihat pada contoh. Penulisan pustaka dimulai nama keluarga dan singkatan nama kecil yang ditulis dengan huruf kapital. Semua nama penulis harus disebutkan. Untuk penulisan majalah/jurnal, setelah penulisan nama diikuti dengan judul karangan, nama majalah, volume majalah yang diberi garis bawah, nomor dan tahun majalah masing-masing dalam tanda kurung kecil serta halaman majalah. Nama buku ditulis di antara tanda kutip atau ditebalkan diikuti dengan nomor edisi buku, editor (jika ada), nama penerbit, tempat penerbitan, tahun penerbitan, dan halaman. (ukuran huruf standar: Times New Roman, 12 pt, Regular, 1,5 spasi).
Contoh:
1. Buku tanpa editor :
Snedecor, G.W. and Cocuran, W.G., Statistical Methodes, State Univ. Press Iowa (1972).

IAEA, “Radiation Protection Procedures” (Safety Series No. 38), IAEA, Vienna (1973).
2. Buku dengan editor :
Hammond, C.R., “The Element, Handbook of Chemistry and Physics”, 45th ed., West, R.C., Selby, S.M., And Hodgman, C.D., Eds, The Chemical Rubber o. Cleveland (1964) 27-47.

Kolar, G.F., In Chemical Carcinogens, 2 nd ed., Searle, C.E., Ed., ACS onograph 182, American Chemical Society, Washington DC, 1984; Vol. 2, Chapter 14. Prosiding:
Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku ataupun naskah ilmiah yang digunakan sebagai referensi/acuan ditulis pada bagian ini. Referensi yang dirujuk haruslah yang benar-benar mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian tersebut. Daftar pustaka ialah daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah, misalnya, makalah atau skripsi yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun secara alfabetis (setelah nama marga pengarang dikedepankan).
Kepustakaan atau juga daftar pustaka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Diambil dari buku, majalah, makalah, surat kabar, internet, dan orasi dalam ilmiah;
b.    Berisikan nama pengarang atau lembaga;
c.    Memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan atau edisi, nama penerbit, dan tempat terbit.
                        Fungsi dari daftar pustaka ialah sebagai berikut:
a.    Menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan);
b.    Menginformasikan bahwa karya ilmiah itu (penelitian) memiliki referensi dan akumulasi dari karya ilmiah sebelumnya;
c.    Merupakan alat kontrol pada landasan teoretis atau tinjauan pustaka.
Sistematika suatu karya ilmiah sangat perlu disesuaikan dengan sistematika yang diminta oleh media publikasi (jurnal atau majalah ilmiah), sebab bila tidak sesuai akan sulit untuk dimuat, sedangkan suatu karya ilmiah tidak ada artinya sebelum dipublikasi. Walaupun ada keragaman permintaan penerbit tentang sistematika karya ilmiah yang akan dipublikasi, namun pada umumnya meminta penulis untuk menjawab empat pertanyaan berikut: (1) Apa yang menjadi masalah?; (2) Kerangka acuan teoretik apa yang dipakai untuk memecahkan masalah?; (3) Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah itu?; (4) Apa yang ditemukan?; serta (5) Makna apa yang dapat diambil dari temuan itu? Paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakang biasanya dikemas dalam bagian Pendahuluan. Paparan tentang kerangka acuan teoretik yang digunakan dalam memecahkan masalah umumya dikemukakan dalan bagian dengan judul Kerangka Teoritis atau Teori atau Landasan Teori , atau Telaah Kepustakaan, atau label-label lain yang semacamnya. Paparan mengenai apa yang dilakukan dikemas dalam bagian yang seringkali diberi judul Metode atau Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan Metode. Jawaban terhadap pertanyaan apa yang ditemukan umumnya dikemukakan dalam bagian Temuan atau Hasil Penelitian. Sementara itu paparan tentang makna dari temuan penelitian umumnya dikemukakan dalam bagian Diskusi atau Pembahasan. Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku, atau harga mati. Sistematika karya ilmiah sangat bergantung pada tradisi masyarakat keilmuan dalam bidang terkait, jenis karya ilmiah.

F.        Langkah-langkah Menyusun Karya Ilmiah
ü Menentukan tema yang akan dibahas
ü Buat kerangka berdasarkan rumusan masalah
ü Mengumpulkan data bedasarkan rumusan masalah
ü Analisis data
ü Kembangkan Kerangka dengan data yang telah diseleksi dan dianalisis
ü Buatlah judul semenarik mungkin

G.      Penarikan Kekesimpulan
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah suatu tahap pemikiran dan pembelajaran manusia untuk menghubungkan antara data dengan fakta yang ada sehingga pada akhirnya terdapat kekesimpulan yang dapat diambil. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi–proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.
a.    Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kekesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kekesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi, yakni dimulai dari hal-hal umum, menuju kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kekesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkret.
Contoh:
Premis  1          : Setiap mamalia punya sebuah jantung.
Premis 2           : Semua kuda adalah mamalia.
Konklusi          : Setiap kuda punya sebuah jantung.
Macam-macam penalaran deduktif di antaranya:
·      Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kekesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proporsi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kekesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kekesimpulan.
·      Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
b. Pengertian Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kekesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta–fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif terkait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh:
Premis 1                  : Kuda Sumba punya sebuah jantung.
Premis 2                 : Kuda Australia punya sebuah jantung.
Premis 3                  : Kuda Amerika punya sebuah jantung.
Premis 4                 : Kuda Inggris punya sebuah jantung.
Konklusi                : Setiap kuda punya sebuah jantung.
Ada 3 jenis penalaran induktif:
·      Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Macam-macam generalisasi:
ü Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang.
ü Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kekesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
·      Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Kekesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kekesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Untuk memudahkan mengidentifikasi maupun mengenali perbedaan antara penalaran induktif maupun deduktif, dapat lihat dibawah ini:
ü Penalaran Deduktif
-       Jika semua premis benar maka kekesimpulan pasti benar.
-       Semua informasi atau fakta pada kekesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
ü Penalaran Induktif
-       Jika premis benar, kekesimpulan mungkin benar, tapi, tak pasti benar.
-       Kekesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.













BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dalam melakukan penelitian seorang siswa atau mahasiswa hendaknya melaporkan hasil penelitian tersebut. Karena dengan begitu pekerjaan meneliti tersebut bisa dikatakan dapat dipertanggungjawabkan atau tidak sia-sia. Menyusun Karya Ilmiah sangat penting dan merupakan sebuah tradisi ilmiah yang tidak bia dipisahkan dalam dunia pendidik.

B.       Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan dari berbagai lini, dengan hal tersebut saran dan kritikan yang membangun kami terima dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Tim Redaksi Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.
Rosidi, Imron. 2005. Ayo Senang Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Media Pustaka.
Sugiarto, Eko. Tanpa Tahun. Master Skripsi Plus. Yogyakarta: Khitah Publishing

Internet:









[1]  Tim Redaksi Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.
[2] Sugiarto, Eko. Tanpa Tahun. Master Skripsi Plus. Yogyakarta: Khitah Phublishing
[4] Rosidi, Imron. 2005. Ayo Senang Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Media Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar