BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melakukan penelitian seorang siswa atau
mahasiswa hendaknya melaporkan hasil penelitian tersebut. Karena dengan begitu
pekerjaan meneliti tersebut bisa dikatakan dapat dipertanggungjawabkan atau
tidak sia-sia. Menyusun Karya Ilmiah sangat penting dan merupakan sebuah
tradisi ilmiah yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia
pendidikan.
Tujuan penulisan Karya Ilmiah adalah
menyampaikan ide atau gagasan tentang sebuah topik tertentu. Namun, dalam kenyataannya baik siswa maupun mahasiswa sering
kesulitan dalam pengertian dan menyusun Karya Ilmiah. Apa itu Karya Ilmiah? Apa
saja yang termasuk Karya Ilmiah? Atau yang paling penting, jika kita telah
meneliti sesuatu bagaimana mempublikasikannya?
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang akan
kami bahas yaitu:
1. Apakah Karya Ilmiah itu?
2. Bagaimana bentuk Karya Ilmiah?
3. Bagaimana ciri-ciri Karya Ilmiah?
4. Apa saja macam-macam Karya
Ilmiah?
5. Apa saja bagian-bagian Karya
Ilmiah?
6. Bagaimana langkah-langkah menyusun Karya Ilmiah?
7. Bagaimana penarikan kekesimpulan suatu masalah?
C. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah
tujuan dan manfaat makalah ini adalah:
1. Mengetahui Karya Ilmiah.
2. Mengetahui bentuk Karya Ilmiah.
3. Mengetahui ciri-ciri Karya Ilmiah.
4. Mengetahu macam-macam Karya Ilmiah.
5. Mengetahui bagian-bagian Karya Ilmiah.
6. Mengetahui
langkah-langkah Karya Ilmiah
7. Mengetahui cara
menarik kekesimpulan suatu masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Karya Ilmiah
Menurut KBBI, Karya Ilmiah adalah karya tulis yang dibuat dengan prinsip-prinsip ilmiah berdasarkan data dan
fakta (observasi, eksperimen dan kajian pustaka)[1].
Karangan ilmiah
merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan
yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya.
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
ü Memberi
penjelasan
ü Memberi komentar
atau penilaian
ü Memberi saran
ü Menyampaikan
sanggahan
ü Membuktikan
hipotesa
Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu
pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya
dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah dan faktanya bersifat
objektif.
Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang objektif
dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut
prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya
ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa data pribadi yang subjektif
dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah,
karya tulis tersebut termasuk karya tulis nonilmiah.
B. Bentuk Karya
Ilmiah
Dalam karya
ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah
yang dibukukan, dan buku ilmiah.
1. Karya Ilmiah
Berbentuk Makalah
Makalah
pada umumnya disusun untuk penulisan di dalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding
untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri
pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
2. Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah yang Dibukukan
Karya
ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian,
observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.
Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya
disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang
S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3. Buku Ilmiah
Buku ilmiah
adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah
penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat
berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
C. Ciri-ciri Karya Ilmiah
1. Struktur Sajian
Struktur
sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan
pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau
subtopik. Bagian penutup merupakan kekesimpulan pokok pembahasan serta
rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen
karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah
mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap
penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan
gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa
menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang
digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan
kata/ istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
D. Macam-macam Karya Ilmiah
1. Skripsi
Skripsi adalah karya
tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana
(S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat
tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan/ penelitian
di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan
metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
2. Tesis
Tesis adalah jenis
karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode
pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kekesimpulan serta
mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan
menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis
dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan
dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3. Disertasi
Disertasi adalah karya
tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu
pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam
melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu
disiplin ilmu pendidikan.
E. Bagian-bagian
Karya Ilmiah
·
Jilid
·
Kata Pengantar
·
Abstrak
Kata abstrak
ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris di batas
atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak
dua spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan nama akhir diikuti
koma, nama awal, nama tengah (jika ada), diakhiri titik. Tahun penulisan
ditulis setelah nama diakhiri dengan titik. Judul dicetak miring dan diketik
dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertama
dari (setiap kata) dan diakhiri dengan titik. Kata jenis karya ilmiah, misalnya
skripsi,
tesis
atau disertasi
ditulis setelah judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan
nama jurusan, tidak boleh disingkat, nama universitas dan diakhiri dengan
titik. Kemudian
dicantumkan siapa nama pembimbing penulisan karya ilmiah tersebut.
·
Bab I Pedahuluan
1.
Latar Belakang
Pada bagian ini penulis mengemukakan sebab-sebab
mengapa masalah yang dipersoalkan perlu diteliti dan ditulis. Misalnya, karena
masalah yang dibahas mempunyai arti penting bagi masyarakat.
2.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah harus sungguh-sungguh jelas.
Permasalahan yang akan menjadi pembahasan penelitian diajukan dalam bentuk
pertanyaan. Merujuk pada pertanyaan itu penulis melakukan langkah-langkah
penelitian dan penelaahan sehingga dapat terjawab dengan tepat.
3.
Tujuan Penelitian
Dalam tujuan penelitian atau penulisan
dikemukakan usaha-usaha dan hasil-hasil yang telah dicapai secara garis besar.
Jika karya ilmiah bertujuan menyampaikan pandangan atau penilaian penulis
tentang topik yang telah diteliti, tujuan umumnya mengemukakan hipotesis
penelitian dan penilaian penulis sesudah penelitian. Adapun tujuan khususnya
perlu dikemukakan pertimbangan-pertimbangan yang mendukung penilaian.
4.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat diuraikan secara umum
dan khusus. Misalnya, untuk kepentingan praktis, untuk kepentingan bidang
keilmuan atau bidang profesi penulis, dan untuk kepentingan kelompok atau
instansi.
· Bab II Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian diperlukan 2 landasan, yakni kerangka teori dan
metodologis. Kerangka teori adalah teori yang digunakan untuk membangun
kerangka kerja penelitian. kerangka metodologis ialah hal ikhwal yang berkaitan
dengan desain penelitian, termasuk langka-langkah pengumpulan dan pengolahan
data (variabel, instrumen, validitas dan realibilitas instrumen, serta teknik
pengumpulan dan analisis data) dengan berbagai alasannya. Keduanya diuraikan
dalam dua bagian penelitian yang berbeda, tetapi berurutan.
Kerangka teori diuraikan dalam bab II, sedangkan kerangka metodologi diuaraikan
dalam bab III.
Dalam kerangka teori dinyatakan teori apa yang digunakan untuk landasan
kerja penelitian. Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik. bisa juga
berupa teori yang digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori apapun, yang
digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan melalui kajian sejumlah pustaka dan
hasil penelitian dalam lingkup topik penelitian atau tugas akhir. Penyebutan nama teori saja tidaklah
cukup. Prinsip-prinsip teotri itu perlu diuaraikan, termasuk pendekatan dan
metode kerja teori itu. Variabel-variabel penelitian perlu diterangkan menurut pandangan teori
yang dipilih itu. Untuk itu, landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep
menurut pendapat penulis atau penemu. Teori tersebut kemudian dipaparkan
menurut sudut pandang peneliti dengan disertai cara mengukurnya.
·
Bab III
Metodologi Penelitian
Dalam karya ilmiah laporan penelitian bagian metode penelitian dibuat
dalam bab tersendiri. Dalam artikel untuk jurnal metode penelitian/ penulisan juga
ditulis dalam bagian tersendiri, tetapi tidak dalam bentuk bab. Dalam karya ilmiah makalah bahan
seminar bagian metode penelitian tidak ditulis secara eksplisit menjadi bab.
Dalam laporan penelitian ada perbedaaan antara metode penelitian dalam
metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode penelitian dalam laporan
penelitian kuantitatif, prosedur penelitian dimulai dari pengumpulan data,
pengolahan data, dan diakhiri dengan analisis data. Yang perlu diuraikan dalam
bab pendekatan atau penelitian kuantitatif adalah: (1) jenis dan desain
penelitian;
(2) populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel; (3) variabel yang dirumuskan
secara operasional; (4) instrumen penelitian disertai penentuan validitas dan reliabilitasnya; (5) teknik pengumpulan
data ; (6)
teknik pengolahan dan analisis data.
Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut
istilah-istilah, seperti angket guide interview observasi, wawancara.
masing-masing istilah tersebut perlu diterangkan prosedur penggunaan atau
pelaksanaannya. Bahkan, kegunaan dari masing-masing teknik atau metode yang digunakan
perlu diterangkan secara jelas.
Sebaliknya pengertian
populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, angket, guide interview, guide
observation, wawancara dan sebagainya tidak perlu diuraikan sebagaimana
dalam mata kuliah metodologi penelitian. Yang diuraikan adalah siapa atau apa populasinya,
berapa ukuran populasinya, berapa ukuran sampelnya, apa teknik penarikan
sampelnya, apa alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, apa teknik
pengumpulan datanya, apa teknik pengolahan dan analisis data yang dipilih dan
digunakan. Masing-masing
metode penelitian yang dipilih perlu diuraikan secara operasional sesuai dengan apa yang
dikerjakan oleh peneliti.
·
Bab IV Pembahasan
Karya ilmiah artikel dan makalah bahan seminar maupun laporan hasil
penelitian memuat bagian hasil dan pembahasan. Dalam artikel dan makalah hasil
dan pembahasan dapat berbentuk bab maupun tidak dalam bentuk bab. Dalam laporan
penelitian bagian hasil dan pembahasan kecenderungannya dibuat dalam bentuk
bab. Bagian hasil dan pembahasan dalam laporan penelitian dapat dipecah menjadi
beberapa bab tergantung kebutuhan. Dalam hasil disampaikan data yang diperoleh
dalam penelitian. Dengan demikian, hasil harus disajikan secara objektif dan sesuai dengan data yang
diperoleh (tabel atau gambar).
Dalam bagian hasil penelitian diuraikan apa saja hasil penelitian yang
mencakup semua aspek yang terkait dengan penelitian. Analisa dan pembahasan membahas
tentang keterkaitan antarfaktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah
yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang
diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah. Penulisan hasil
dan pembahasan menggunakan huruf Times New Roman,
12 pt, Bold, spasi tunggal).
Hasil eksperimen atau survei atau rancang bangun beserta analisisnya
dan pembahasannya dapat disajikan secara bersama-sama atau secara terpisah
berupa uraian, tabel dan gambar. Data yang dilaporkan sudah harus berupa data
terolah, bukan data mentah. Tabel dan gambar harus dilengkapi nomor urut
menggunakan angka Arab (1,2,3….), dan bila diperlukan, disertai keterangan tambahan, seperti acuan dan
arti singkatan. Untuk karya tulis hasil tinjauan pustaka dan hasil bahasan
teoritis, informasi pustaka yang akan dipermasalahkan dan pembahasannya dapat
diuraikan secara bersama-sama atau secara terpisah, disajikan secara sistematis, rasional dan
lugas. (ukuran huruf standar: Times New Roman, 12 pt, Regular, spasi 1,5).
Bab pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam penulisan
karya ilmiah. Karena dalam bab ini
dilakukan kegiatan analisis data, sintetis pembahasan, interpretasi penulis,
pemecahan masalah, dan temuan pendapat baru yang diformulakan (bila ada). Bab ini terdiri
dari dua bagian besar yaitu:
1. Deskripsi Data
Berisi serangkaian data yang berhasil
dikumpulkan, baik data pendukung seperti latar belakang lembaga/ instansi yang
diteliti, struktur organisasi dan sebagainya serta data utama yang diperlukan
untuk pengujian hipotesis. Data-data tersebut harus dideskripsikan secara sistematis.
2. Pembahasan
Bagian ini berisi pembahasan tentang hasil penelitian sesuai dengan
acuan dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Bagian pembahasan ini
memperlihatkan ketajaman dan keluasan wawasan penulis mengenai permasalahan
yang dikajinya.
Hasil berupa data penelitian yang telah diolah dan dituangkan dalam
bentuk tabel, grafik, foto, atau gambar. Pembahasan berisi hasil analisis dan
hasil penelitian yang dikaitkan dengan struktur pengetahuan yang telah mapan
(tinjauan pustaka yang diacu oleh penulis), dan memunculkan teori-teori baru
atau modifikasi terhadap teori-teori yang telah ada. Berisi tentang kupasan,
analisis, argumentasi dan pendirian penulisan mengenai masalah yang
dibicarakan.
Sajikan hasil penelitian sewajarnya secara bersistem. Jika data terlalu
banyak, adakalanya Anda perlu selektif dalam menyajikannya. Dengan pertimbangan
yang masak, rancanglah tabel, grafik, gambar atau alat penolong lain untuk
memperjelas dan mempersingkat uraian yang harus diberikan. Jangan berikan
informasi berulang, misalnya dalam bentuk tabel dan gambar. Hindari pengulangan
informasi yang sudah ada dalam ilustrasi secara panjang lebar. Tafsirkan hasil
yang diperoleh dengan memperhatikan dan menyesuaikannya dengan masalah atau hipotesis yang
diungkapkan dalam Pendahuluan. Adakalanya hasil digabungkan dengan Pembahasan, menjadi bagian
yang dinamakan Hasil dan Pembahasan.
Sewaktu mengumpulkan data, mengolahnya, dan menyusunnya dalam tabel,
dengan sendirinya Anda telah memiliki sejumlah gagasan yang telah dikembangkan
dalam Pembahasan. Pengembangan gagasan ini disebut “argumen”. Anda harus
membandingkan dengan hasil peneliti terdahulu, kemudian buatlah pertimbangan
teorinya.
Dengan demikian, maka Pembahasan merupakan kumpulan argumen mengenai relevansi,
manfaat, dan kemungkinan atau keterbatasan percobaan Anda, serta hasilnya.
Pendapat orang yang sudah diringkas dalam Pendahuluan atau Tinjauan Pustaka tidak perlu
diulang lagi tetapi diacu saja seperlunya. Bentangkan arti temuan serta
jelaskan bagaimana kesimpulan baru itu memperluas cakrawala ilmu dan teknologi.
Bila perlu berikan implikasi penerapan temuan baru tadi dan tunjukkan segi-segi lain yang perlu
diteliti lebih lanjut. Akhiri pembahasan secara positif, tegas, dan kuat.
·
Bab IV Penutup
Kekesimpulan, kritik
dan saran
Bagian penutup dari karya ilmiah adalah kesimpulan dan saran.
Cara penulisan pada artikel bergantung pada gaya selingkung jurnal. Bagian ini dapat
merupakan bagian terpisah atau bergabung dengan bagian pembahasan atau hasil
dan pembahasan. Dalam bagian ini diuraikan keberhasilan metode dikaitkan dengan
hasil kerja,
dan dampak produk.
Dalam laporan penelitian kuantitatif, penutup
merupakan bab terakhir dari isi pokok laporan penelitian. Sesuai dengan isinya,
bagian ini dapat dibagi menjadi dua sub-bab yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan
harus sejalan dengan masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan
pembahasannya. Masalah yang dikemukakan di bagian pendahuluan
semuanya harus terjawab dan dengan jawaban itu semua tujuan dapat tercapai.
Uraian atau pembahasan masalah dalam bab sebelumnya harus ada kesimpulannya.
Saran harus sejalan dengan kesimpulan atau
temuan. saran hendaknya disertai dengan argumentasinya. Kalau mungkin juga
disertai jalan keluarnya. saran dapat bersifat praktis atau teori termasuk
saran yang berharga adalah saran tentang perlunya dilakukan penelitian
lanjutan, mengingat bahwa belum tentu semua masalah dapat dipecahkan secara tuntas atas dasar
penelitian yang telah dilakukan atau setelah penelitian ini selesai timbul
masalah lain yang terkait.
·
Daftar Pustaka
“Daftar pustaka adalah salah satu elemen
penting dalam sebuah karya ilmiah. Namun, banyak orang yang masih bingung cara
menyusun daftar pustaka. Mereka mengeluh dan menyatakan menyusun daftar pustaka
adalah sesuatu yang rumit” (Sugiarto, Tanpa Tahun:50)[2].
Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan
karya ilmiah lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain
penulisan karya ilmiah rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul
karya ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya. Tata cara penulisan daftar
pustaka perlu juga memberikan isyarat apakah karya ilmiah yang dirujuk itu
berupa buku, jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak
dipublikasi, dokumen WEB, dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan
untuk menuliskan daftar pustaka. Namun demikian terdapat banyak versi tata cara
penulisan daftar pustaka, bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat
keilmuan dalam masing-masing bidang. Tata cara penulisan daftar pustaka yang
disarankan dalam “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” di UPI diadopsi sebagian
besar dari tata cara yang ditetapkan “American Psychological 3 Hf/bhs.Ind/kim/2000[3].
Daftar pustaka hanya berisi sumber-sumber tertulis yang dikutip dan
digunakan dalam karya ilmiah (skripsi), karena itu sumber tertulis lain yang
tidak dikutip meskipun pernah dibaca penulis dalam kaitannya dengan penulisan
skripsinya tidak perlu dimasukkan dalam daftar pustaka[4]. Penulisan pustaka
disusun menurut abjad dari nama penulisnya dan nama keluarga harus ditulis
lebih dahulu tanpa menyertakan gelar. Sumber tulisan (pustaka) yang menggunakan
lebih dari satu baris diketik satu spasi dengan menjorok ke dalam sejauh 0,5
inchi untuk baris ke dua dan seterusnya, sedangkan jarak antarpustaka diketik
dengan dua spasi dan diawali pada margin kiri. Tata cara apapun dapat saja
dipakai asalkan pemakaiannya konsisten. Namun demikian, apabila karya ilmiah kita
ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu, kita harus menyesuaikan diri dengan
tata cara penulisan daftar pustaka yang ditetapkan oleh redaksi jurnal tersebut.
Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku ataupun naskah ilmiah yang
digunakan sebagai referensi/acuan ditulis pada bagian ini. Referensi/ acuan
yang dirujuk haruslah yang mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian
tersebut. Penulisan daftar pustaka diurut sesuai dengan urutan penunjukkannya
dalam naskah dengan menggunakan angka Arab seperti terlihat pada contoh.
Penulisan pustaka dimulai nama keluarga dan singkatan nama kecil yang ditulis
dengan huruf kapital. Semua nama penulis harus disebutkan. Untuk penulisan
majalah/jurnal, setelah penulisan nama diikuti dengan judul karangan, nama
majalah, volume majalah yang diberi garis bawah, nomor dan tahun majalah
masing-masing dalam tanda kurung kecil serta halaman majalah. Nama buku ditulis
di antara tanda kutip atau ditebalkan diikuti dengan nomor edisi buku, editor
(jika ada), nama penerbit, tempat penerbitan, tahun penerbitan, dan halaman. (ukuran huruf standar: Times
New Roman, 12
pt, Regular, 1,5 spasi).
Contoh:
1. Buku tanpa editor :
Snedecor, G.W. and Cocuran, W.G., Statistical Methodes, State Univ. Press Iowa (1972).
IAEA, “Radiation Protection Procedures” (Safety Series No. 38),
IAEA, Vienna (1973).
2. Buku dengan editor :
Hammond, C.R., “The Element, Handbook of Chemistry and Physics”, 45th
ed., West, R.C., Selby, S.M., And Hodgman, C.D., Eds, The
Chemical Rubber o. Cleveland (1964) 27-47.
Kolar,
G.F., In Chemical Carcinogens, 2 nd ed., Searle, C.E., Ed., ACS onograph 182, American
Chemical Society, Washington DC, 1984; Vol. 2, Chapter 14. Prosiding:
Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku ataupun naskah ilmiah yang
digunakan sebagai
referensi/acuan ditulis pada bagian ini. Referensi yang dirujuk haruslah yang benar-benar
mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian tersebut. Daftar pustaka ialah
daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah, misalnya, makalah atau skripsi
yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun secara alfabetis
(setelah nama marga pengarang dikedepankan).
Kepustakaan atau juga daftar
pustaka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Diambil
dari buku, majalah, makalah, surat kabar, internet, dan orasi dalam ilmiah;
b. Berisikan
nama pengarang atau lembaga;
c. Memiliki
identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan atau edisi, nama penerbit,
dan tempat terbit.
Fungsi dari daftar
pustaka ialah sebagai berikut:
a. Menunjukkan
bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan);
b. Menginformasikan
bahwa karya ilmiah itu (penelitian) memiliki referensi dan akumulasi dari karya
ilmiah sebelumnya;
c. Merupakan alat kontrol pada landasan teoretis atau
tinjauan pustaka.
Sistematika suatu karya ilmiah
sangat perlu disesuaikan dengan sistematika yang diminta oleh media publikasi
(jurnal atau majalah ilmiah), sebab bila tidak sesuai akan sulit untuk dimuat, sedangkan suatu karya
ilmiah tidak ada artinya sebelum dipublikasi. Walaupun ada keragaman permintaan
penerbit tentang sistematika karya ilmiah yang akan dipublikasi, namun pada
umumnya meminta penulis untuk menjawab empat pertanyaan berikut: (1) Apa yang
menjadi masalah?; (2) Kerangka acuan teoretik apa yang dipakai untuk memecahkan
masalah?; (3) Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah itu?;
(4) Apa yang ditemukan?; serta (5) Makna apa yang dapat diambil dari temuan
itu? Paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakang biasanya
dikemas dalam bagian Pendahuluan. Paparan tentang kerangka acuan teoretik yang
digunakan dalam memecahkan masalah umumya dikemukakan dalan bagian dengan judul
Kerangka Teoritis atau Teori atau Landasan Teori , atau Telaah
Kepustakaan, atau label-label lain yang semacamnya. Paparan mengenai apa
yang dilakukan dikemas dalam bagian yang seringkali diberi judul Metode
atau Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan Metode.
Jawaban terhadap pertanyaan apa yang ditemukan umumnya dikemukakan dalam bagian
Temuan atau Hasil Penelitian. Sementara itu paparan tentang makna
dari temuan penelitian umumnya dikemukakan dalam bagian Diskusi atau
Pembahasan. Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku, atau harga
mati. Sistematika karya ilmiah sangat bergantung pada tradisi masyarakat keilmuan dalam
bidang terkait, jenis karya ilmiah.
F.
Langkah-langkah Menyusun Karya Ilmiah
ü Menentukan tema yang akan dibahas
ü Buat kerangka berdasarkan rumusan masalah
ü Mengumpulkan data bedasarkan rumusan masalah
ü Analisis data
ü Kembangkan Kerangka dengan data yang telah diseleksi dan dianalisis
ü Buatlah judul semenarik mungkin
G.
Penarikan Kekesimpulan
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah suatu tahap pemikiran dan pembelajaran manusia
untuk menghubungkan antara data dengan fakta yang ada sehingga pada akhirnya
terdapat kekesimpulan yang dapat diambil. Berdasarkan pengamatan yang sejenis
juga akan terbentuk proposisi–proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah
proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut
menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.
a. Pengertian
Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kekesimpulan
berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang
bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kekesimpulan deduktif
dibentuk dengan cara deduksi, yakni dimulai dari hal-hal umum, menuju kepada
hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kekesimpulan
deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada
hal-hal yang kongkret.
Contoh:
Premis 1 : Setiap mamalia punya sebuah jantung.
Konklusi :
Setiap kuda punya sebuah jantung.
Macam-macam
penalaran deduktif di antaranya:
·
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kekesimpulan secara
deduktif. Silogisme disusun dari dua proporsi
(pernyataan) dan sebuah konklusi (kekesimpulan). Dengan fakta lain bahwa
silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1
kekesimpulan.
·
Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dapat
dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena
sudah sama-sama diketahui.
b. Pengertian Penalaran Induktif
Penalaran
induktif adalah proses penalaran untuk menarik kekesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta–fakta yang bersifat khusus, prosesnya
disebut Induksi. Penalaran induktif terkait dengan empirisme. Secara impirisme,
ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak.
Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat
sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu
penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh:
Premis 1 : Kuda
Sumba punya sebuah jantung.
Premis 2 : Kuda Australia punya sebuah jantung.
Premis 3 : Kuda Amerika
punya sebuah jantung.
Premis 4 : Kuda Inggris punya sebuah jantung.
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung.
Ada
3 jenis penalaran induktif:
·
Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau
sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial,
bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan
fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Macam-macam
generalisasi:
ü Generalisasi
sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpulan
amat kuat dan tidak dapat diserang.
ü Generalisasi
tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan
kekesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
·
Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Kekesimpulan
yang diambil dengan jalan analogi, yakni kekesimpulan dari pendapat khusus dari
beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu
dengan yang sebelumnya.
Untuk memudahkan mengidentifikasi maupun mengenali perbedaan antara
penalaran induktif maupun deduktif, dapat lihat dibawah ini:
ü Penalaran
Deduktif
-
Jika semua premis benar maka kekesimpulan pasti benar.
-
Semua informasi atau fakta pada kekesimpulan sudah ada, sekurangnya
secara implisit, dalam premis.
ü Penalaran
Induktif
-
Jika premis benar, kekesimpulan mungkin benar,
tapi, tak
pasti benar.
-
Kekesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit,
dalam premis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melakukan penelitian seorang siswa atau
mahasiswa hendaknya melaporkan hasil penelitian tersebut. Karena dengan begitu
pekerjaan meneliti tersebut bisa dikatakan dapat dipertanggungjawabkan atau
tidak sia-sia. Menyusun Karya Ilmiah sangat penting dan merupakan sebuah
tradisi ilmiah yang tidak bia dipisahkan dalam dunia pendidik.
B.
Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan dari berbagai
lini, dengan hal tersebut saran dan kritikan yang membangun kami terima dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Tim Redaksi Depdiknas. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.
Rosidi, Imron. 2005. Ayo Senang Menulis
Karya Ilmiah. Jakarta: Media Pustaka.
Sugiarto, Eko. Tanpa Tahun. Master Skripsi
Plus. Yogyakarta: Khitah Publishing
Internet:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar