التوابع
(Tawabi)
Tawabi adalah isim yang saling berkaitan di kalimat
sebelumnya dalam I’robnya. Tawabi terbagi empat bagian, yaitu :
1.
Na’at
Pengertian Na’at yaitu isim Mustak
atau Muawal (Mustak yang menyempurnakan kepada Manut-nya (yang disipati).
Aturan pemakaian dalam
kalimat
a. Umum, dimana
Man’utnya ma’rifat, seperti contoh
المتنبي الشا عر العبقر ي
Dari
sairan hikmah yang mashur
b. Dihususkan, dimana Man’utnya Isim Nakiroh, seperti contoh
يحتا ج العلم الي قرا ء ة د ا ئمة و صبر
طو يل
Na’at terkadang datang mengikuti yang lain.
c. Pujian
بسم الله الر حمن الر حيم, الحمد لله رب
العا لمين, الر حمن الر حيم, ما لك يو م الد ين
d.
Celaan, seperti contoh
ا عو ذ با لله من الشيطا ن الر جيم
e. Kasih sayang, seperti contoh
اللهم ا ر حم عبد ك المسكين, وهذ ر جل
فقير, يستحق العطف
f.
Penguatan,seperti contoh
فاذا نفخ في الصور نفخة وا حد ة
Dan
seperti firman Alloh SWT
Na’at Hakiki dan Na’at
Sababi dan Hukumnya
Na’at terbagi dua Na’at
Hakiki dan Na’at Sababi
1). Na’at hakiki yaitu
Na’at yang menuduhkan pada sifat dirinya Man’ut.
ان الد ين الا سلامي الحنيف اعظم الاديان
Dan seperti ucapan Rosul
المؤمن القو ي خير من المؤ من الضعيف, وفي
كل خير
Terdapat
silah di antara na’at Hakiki dan man’utnya maka harus sesuai antara Na’at dan
Man’utnya:
a). I’rob Na’at ada tiga ( Rofa, Nasab,
Jeer).
b). Ma’rifat dan Naqirah
c). Mudakar dan Muanas
d). Mufrod dan Tasniah dan Jama.
2). Na’at Sababi adalah kalimat yang menuduhkan pada
sifat pada kalimat sesudahnya, terdapat silah kesesuayan dengan Man’ut, contoh
ا
ستا ذ واسع علمه, غز يرة معا زفه, مر ضية اخلاقة
Dari
contoh diatas yang menjadi Na’at yang pertama adalah lapad واسع tidak dijadikan sifat kepada lapad ustad, akan tetapi yang menjadi
sifat adalah sesuatu yang bersandar yaitu lapad,
علمه . Dan di ceritakan antara kedua Na’at kedua dan ketiga dan
keduanya adalahغزيرة , مرضية
Adapun hukum Na’at yang mengikuti pada
Man’ut-nya dengan dua ketentuan dari sifat keseluruhannya yaitu 10 yang di
jelaskan sebelumnya, yaitu :
a). Baris I’rob yang 3.
b). Ma’rifat dan Naqirah.
Pembagian
Na’at sesuai lapadnya.
Pembagian
Na’at sesuai lapadnya terbagi 3, yaitu:
Na’at Mufrod, Na’at Jumlah, Na’at Sibeh
Jumlah.
1). Na’at Muprod
Na’at Mufrod adalah kalimat (Na’at)
yang bukan jumlah atau sibeh jumlah, seperti dawuha Alloh SWT dalam menyifati surga
(فيها عين جارية)
Disaratkan dalam na’at Mufrod harus terbentuk dari Mustak atau jumad
(Tida bisa di tasrip) atau Muawal bil
Mustak.
2.
Taukid
Penggunaan
dalam kalimat adalah sebagai penguat dalam kalimat yang awal, menghilangkan
keragu-raguan dari maknanya, dengan mengulangi lafadz yang awal atau dengan
menggunakan kalimat yang khusus untuk memenuhi tujuan tersebut.
Macam-macam
taukid:
a.
Taukid
lafdzi
Taukid
lafdzi yaitu mengulangi lafadz yang awal dengan tujuan menyatakan atau
menguatkan, takut lupa, tidak adanya perhatian, baik yang diulanginya itu
kalimat fi’il, kalimat isim, haraf, ataupun jumlah (ismiyah atau fi’liyah),
seperti:
Kalimat
|
Contoh
|
Isim
|
الله الله, الصبور الصبور, النميمة النميمة
ايما امرأة قاصر انكحت نفسها بغير اذن وليها فنكاحها باطل باطل باطل
اخاك اخاك ان من لااخاله
كساع الى الهيجا بغير سلاح
|
Fi’il
|
صمم صمم الشعب العربي على تحرير ارضه
|
Haraf
|
نعم نعم ساحضر, لالا,
|
Jumlah
|
ساحضر في موعدي ساحضر في موعدي
والله لاغزون قريشا والله لاغزون قريشا
|
b.
Taukid
Ma’nawi
Taukid
ma’nawi ini menggunakan kalimat-kalimat yang khusus, seperti:
Contoh
|
Makna
|
Lafadz
|
رايت الاستاد نفسه في المسجد
كتب هذان الصفيان انفسهما هذه الانباء
اشترك الاساتذة انفسهم في الندوة
|
Maknanya
mufrad, tasniyah dan jamak, dan apabila jamak memakai wajan افعل
|
النفس, العين
|
أحب والدي كليهما
مررت باختي كلتيهما
|
Yang awal
digunakan untuk tasniyah mudzakar, dan yang kedua digunakan untuk tasniyah
mu’anas, dan dalam pemakaiannya harus diidhofatkan pada dhomir yang
setara dengan yang ditaukidinya.
|
كلا, كلتا
|
احب المسلمين كلهم
المسلمون جميعهم اخوة
|
Ketiganya
digunakan untuk menguatkan kalimat jamak, dan harus disandarkan pada dhomir
yang setara dengan yang ditaukidinya.
|
كل, جميع, عامة
|
فهمت النحو اجمع
حفظت السورة جمعاء
اقدر الامهات جمع
|
Digunakan
untuk menguatkan kalimat mufrad dan jamak, dan tidak perlu disandarkan pada
dhomir.
|
اجمع, جمعاء, اجمعون, جمع
|
3.
Ataf
Ataf
adalah isim yang mengikuti antara yang mengikuti dan yang di ikuti dengan
menggunakan salah satu haraf ataf yang 10 yaitu :
ام
|
حتي
|
ثم
|
الفاء
|
الواو
|
لكن
|
بل
|
لا
|
اما
|
او
|
Huruf
yang 10 terbagi menjadi dua bagian :
·
Yang
menunjukan atau menuntut pada persamaan dalam lapad dan makna (dalam segi baris
dan hukumnya.
·
Yang
hanya menuntut pada persamaan lapadnya saja.
Penjelasan
yang berhubungan dengan huruf ataf :
Huruf
|
Makna/faidah
|
Contoh
|
الواو
|
Menunjukan
pada mutlakul jam’i yaitu mencakup dalam 3 makna, yaitu :
·
Antara ma’tuf
dan ma’tuf alaih bersamaan.
·
Mendahulukan
ma’tuf mengakhirkan ma’tuf alaih.
·
Mendahulukan
ma’tuf alaih mengakhirkan ma’tuf.
|
فانجيناءواصحاب السفينة
ولقدارسلنانوحاوابراهيم
وقالواان هياالاحياتناالذنيانموت ونحيا
|
الفاء
|
Menunjukan
pada bersamaan dalam hukum dan maknanya tartib ta’qib yang maksudnya
antara ma’tuf dan ma’tuf alaih terpisah namun dalam susunan yang berurutan
dan terpisahnya tidak ada jarak.
Namun
terkadang mempunyai makna seperti و.
|
الذي خلق فسوي
والذي قذر فهدي
سهاالمصلي فسجد للسهو
فو كزه مو سي فقضي عليه
|
ثم
|
Menunjukan
pada persamaan dalam hokum dan
maknanya tartib tarroohii yang
artinya antara ma’tuf dan ma’tuf alaih memiliki waktu pemisah yang cukup
lama.
|
كنت طلفلا ثم صبيا ثم غللاما ثم شا با
v من نطفة خلقه فقذره
السبيل يسرهثم
|
حتي
|
Menunjukan
pada tadri dan goyah. Namun ulama ahli nahwu dalam memakai حتي dengan 3 syarat :
·
Ma’tuf adalah
isim dohir.
·
Ma’tuf
merupakan bagian dari ma’tuf alaih.
·
Merupakan
puncak dalam penambahan atau pengurangan.
|
ركبت كل الو سائل حتي الطيارة
يموت الناس حتي الانبياء
ا لله يحصي الاشياء حتي مثقا ل الذرة
|
ام
|
امterbagi
menjadi 2 bagian :
·
Yang
didahului dengan hamzah istifham (hamzah ta’yin) karenayang di maksud adalah
penentuan.
·
Yang di
dahului dengan hamzah istifham (hamzah taswiiyah) yang cirinya berada setelah
kalimat yang setara.
|
اتحب التقاح ام البرتقا ل
اخالد اخوك ام صديقك
سواء علي افهمت ما قلت ام لم تفهم
لا تصا حب فا سقاسواءاكان صد يقا ام غير صديق
|
او
|
Memiliki 5
makna :
·
Tahyir, yaitu
memilih antara ma’tuf dan ma’tuf alaih.
·
Ibahah yaitu
boleh memilih antara ma’tuf dan ma’tuf alaih.
·
Asy-syakku
artinya ragu-ragu.
·
Tasyqik
artinya menyamarkan pada mukhotob.
·
Taksim
artinya membagi-bagi.
|
التحق با لجامعة او بالمعهة
اقرا الليلة كتاب الفقه او كتاب التفسير
لبثنا يوما او بعض يوم
وانا او اياكم لعلي هدي او في ضلال مبنين
|
لكن
|
Tidak
mengatafkan dengan لكن kecuali dalam kalimat nafyi dan nahyi. Dan
maknanya menunjukan pada pernyataan ucapan sebelumnya.
|
ما الكلت عنبا لكن تقا حا
لا تصا حب الاشرارلكن الاخيار
|
لا
|
Makna dari لا dalah
kebalikan dari makna لكن
|
يفوز الشخاع لا الجبان
هد قصة لا مقال
|
بل
|
Memiliki 2
keriteria :
·
Didahului
nafyi atau nahyi, maka maknanya adalah menetapkan hokum yang awal.
·
Berada
setelah kalam musbat atau amr, maka maknanya adalah idrob.
|
لم اكل لحما بل بيضا
لتجلس هادئا بل مصغيا
|
اما
|
Memiliki 5
macam:
·
Asy-syaku
artinyan ragu-ragu.
·
Ibham artinya
samar.
·
Tahyir
artinya memilih.
·
Ibahah
artinya boleh.
·
Tafsil
artinya merinci.
|
|
Ø Mengatafkan Dhomir
1.
Apabila
dhomir yang dirofakan tidak terikat pada munfashil dan muttasil, apabila
munfashil maka boleh diatafkan seperti:
أنا ومحمد صديقان
أنت وفاطمة اختان
Apabila
dhomir muttasil atau mustatir maka tidak boleh diatafkan kecuali setelah adanya
taukid dengan dhomir munfashil, atau dengan adanya pemisah antara ma’tuf dan
ma’tuf alaih, seperti:
ذهبت أنا وابني الى المسجد
سمعت واخوك أذان المغرب
لقد كنتم انتم واباءكم في ضلال مبين
2.
Apabila
dhomir yang dinashabkan boleh diatafkan, baik menfasil dan muttasil, seperti:
اياك والنميمة
رايتكم وجيرانكم في السوق
هذا يوم الفصل جمعناكم والاولين
3.
Apabila
dhomir yang dikasrahkan ini lebih banyak dalam ataf adalah mengulang lagi yang
mengkasrahkannya baik itu haraf jar atau idhofat. Seperti:
سررت منك ومن زميلك
فقال لهاوللارض ائتياطوعا اوكرها
Ø Mengatafkan Fi’il pada Fi’il dan
Jumlah pada Jumlah
Boleh
mengatafkan kalimat fi’il pada kalimat fi’il dengan syarat sama dalam hal
zaman, baik itu madhi atau mustaqbalnya, seperti:
اذاكافح وصبر الانسان نال مايتمناه
وان تؤمنواوتتقوا يؤتكم اجوركم ولايسئالكم اموالكم
Boleh
ataf jumlah pada jumlah, baik itu jumlah ismiyah ataupun jumlah fi’liyah,
seperti:
الكذب داء والصدق دواء
استيقظ خالدمن النوم وبقى اخوه نائم
Ø Mengatafkan Fi’il pada Isim
Boleh
mengatafkan kalimat fi’il pada kalimat isim yang menyerupai kalimat fi’il,
seperti pada isim fi’il. Seperti:
ان المصدقين والمصدقات واقرضوا قرضاحسنا
فالمغيرات صبحا فاثرن به نقعا
4.
Badal
Kalimat
badal dalam bahasa arab dinyatakan sebagai ‘iwad, karena firman
Allah SWT dalam Al-Qur’an
عسي ربنا ان يبد لنا خير ا منها
Dalam
istilah ilmu nahwu badal diartikan sebagai isim yang mengikuti yang dimaksud
dengan hukum tanpa menggunakan perantara. Artinya bahwa badal merupakan kalimat
yang menunjukkan pada makna yang terkandung dalam kalimat.
Macam-macam badal
Badal terbagi menjadi empat
1. Badal kulli min kullin (badal
muthobiq)
Yaitu
badal yang isim yang kedua dari badal merupakan dzat isim yang pertama. Seperti
ا هد نا الصراط المستقيم, صراط الذ ين انعمت عليهم
ان للمتقين مفا زا, حدا ئق و اعنا با
2. Badal ba’dhi min kullin
Yaitu
badal yang isim yang kedua dari badal merupakan bagian dari isim yang pertama.
Seperti
يا ايها المز مل, قم اليل
الا قلييلا , نصفه او انقص منه قليلا
3. Badal istimal
Yaitu
badal yang menunjukkan terhadap sifat dari sifat-sifat mubdal. Seperti
يسأ لو نك عن الشهر الحرام قتا ل فية
4. Badal mubaayan
Terbagi
menjadi tiga bagian
1. Badal
idrob (salah)
Yaitu badal yang membelokkan hukum dari yang dilihat dari mubdal
minhu setelah menjelaskan penjelasan lain kepada mutakallim. Seperti
صليت في المسجد المغرب العشا ء
2. Badal
gholat
Yaitu tujuan mutakallim menyampaikan sesuatu namun didahului dengan
sesuatu yang lain kemudian mutakallim menjelaskan kesalahnnya dan menunjukkan
pada tujuan yang sesungguhnya. Seperti
سلمت علي ابيك اخيك
3. Badal nisyan
Yaitu tujuan mutakallim menceritakan sesuatu yang kemudian
menceritakan yang lain dikarenakan lupa yang kemudian menunjukkan pada tujuan
yang sesungguhnya. Seperti
سلمت علي ابيك اخيك
Kesimpulan
Tawabi adalah isim yang saling berkaitan di kalimat
sebelumnya dalam I’robnya. Tawabi
terbagi
empat bagian, yaitu : na’at, taukid, athaf dan badal. Dan dari bagian itu
terbagi menjadi beberapa cabang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar